Industri Network Marketing (NM) diakui atau tidak telah menjadi salah satu industri yang berkembang dengan pesat. Para pakar ekonomi baik nasional maupun internasional banyak yang telah mengakui dan mengkategorikan industri NM sebagai satu model bisnis distribusi yang bagus sekali. Beberapa pakar bahkan telah memprediksikan bahwa NM akan menjadi trend bisnis di masa depan. Mereka juga memprediksikan bahwa NM akan booming mulai tahun 2018.
Kajian-kajian, seminar-seminar yang membahas tentang model bisnis seperti ini telah diadakan diberbagai tempat di belahan dunia ini. Yang kemudian pada akhirnya menyimpulkan bahwa bisnis NM merupakan satu jenis usaha independen yang bisa diandalkan sebagai sebuah sumber penghasilan. Banyak perusahaan yang kemudian mengadopsi sistem ini meskipun tidak secara terbuka. Pernahkah Anda sebagai pemegang Kartu Kredit ditawari untuk mengajak orang lain menjadi pemegang kartu kredit juga? Dimana perusahaan penerit kartu kredit akan memberikan imbalan berupa point yang dapat ditukar dengan sebuah komoditi, misalnya sebuah laptop, atau kesempatan
menginap di suatu hotel berbintang. Maka secara tidak sadar Anda telah terjun ke dalam model bisnis NM. Ya, itulah bisnis MLM, Mulut Lewat Mulut.
Robert T. Kiyosaki, salah seorang pakar di bidang finansial sangat merekomendasikan model bisnis NM ini untuk entrepreneur oleh mereka yang menginginkan kebebasan finansial. Beberapa kelebihan bisnis NM menurut Robert T. Kiyosaki adalah:
- Modal relatif kecil
- Resiko juga relatif kecil
- Tempat dan waktu fleksibel
Industri NM sendiri sebenarnya telah berusia cukup lama, sekitar 40 tahun yang lalu, sebuah perusahaan makanan kesehatan di Amerika yang bernama Nutrilite telah mendistribusikan produknya dengan model direct sales yang kemudian berkembang menjadi NM. Hingga akhirnya saat ini bermunculan banyak sekali perusahaan baik nasional maupun internasional yang mengubah konsep distribusinya menggunakan jalur NM.
Perbedaan Direct Sales, MLM dan Network Marketing
Ada perbedaan mendasar antara ketiga model distribusi langsung.
Direct sales sangat mengandalkan kemampuan menjual para distrbutornya. Biasanya model seperti ini disebut juga dengan Single Level. Perusahaan merekrut para distributor untuk menjual sebanyak mungkin produk untuk mendapatkan insentif yang lebih besar. Sedangkan dalam model MLM seorang distributor dapat mengajak atau mensponsori distributor lainnya untuk turut memasarkan produk. Sehingga jumlah transaksi akan semakin besar karena produk dipasarkan tidak sendirian. Insentif dapat dihitung berdasarkan selisih omset yang mensponsori dengan yang disponsori. Kedua model diatas sangat mengandalkan kemampuan selling ditambah kemampuan memotivasi untuk model MLM.
Konsep Network Marketing agak berbeda dengan dua model tadi. Network Marketing tidak terlalu menonjolkan kemampuan selling, bahkan pada kenyataannya, banyak yang berhasil di bisnis Network Marketing tanpa memiliki kemampuan menjual sama sekali. Konsep Network Marketing lebih menitikberatkan kepada membentuk sebuah “Customer Base” atau jaringan distribusi pemakai.
Direct Sales : 1 x 1000 = 1000, 1 orang menjual 1000 produk
MLM : 10 x 100 = 1000, 10 orang menjual 100 produk
Network Marketing : 1000 x 1 = 1000, ada 1000 orang yang memakai 1 produk
Mengapa banyak juga bisnis NM yang tutup?
Bisnis NM memang bagus, sehingga banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang memasarkan produknya dengan model NM. Tapi tidak sedikit diantara yang kemudian tutup.
Mengapa terjadi demikian?
Hasil analisis Silver Quantum Network (sebuah lembaga pengembangan diri dan pelatihan bisnis) ada beberapa hal yang membuat sebuah perusahaan NM dengan cepat tutup:
1. Perusahaan NM tersebut tidak memiliki kapital/modal yang cukup untuk menunjang operasional dan membagikan insentif kepada para distributornya.
2. Perusahaan NM tersebut tidak memiliki produk yang memiliki kekuatan penetrasi pasar yang kuat. Produknya tidak spesifik, banyak terdapat dipasaran, mudah disubstitusi oleh produk non NM yang jauh lebih murah. Produknya memiliki kualitas yang biasa-biasa saja.
3. Marketing Plan yang kurang menarik, bonusnya kecil, dan beberapa perusahaan terlalu berani mengumbar bonus. Contohnya ada beberapa perusahaan NM yang berani memberikan bonus mobil mewah kepada distributornya yang baru menjalankan bisnisnya selama 6 bulan
4. Perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi sendiri produk yang dipasarkannya. Sehingga ada resiko ketergantungan dari perusahaan pembuat produknya.
5. Perusahaan tidak memiliki sistem usaha yang jelas, dukungan yang kuat kepada para distributornya, dan manajemen perusahaan yang buruk
6. Tidak ditunjang dengan sebuah support system yang bisa terus memotivasi dan memberikan bekal jiwa enterpreneur yang cukup bagi para distributornya.
sumber: www.SQN-edu.com