Thursday, October 4, 2007

BMW History

BMW is an acronym for Bayerische Motoren Werke AG -- or, in English, Bavarian Motor Works. Whatever you call it, the German-based company is one of the world's most respected automakers, renowned for crafting luxury cars and SUVs that offer superior levels of driving enjoyment.

Founded in Munich, the company began in the early 1910s as an aircraft manufacturer. BMW's current logo, designed to represent white propeller blades against a blue sky, reflects these origins; its blue-and-white color scheme also references Bavaria's blue-and-white checkered flag.

It wasn't until 1928 that production began on the first BMW automobile, the Dixi. The car proved tremendously popular, and its success helped the manufacturer weather the Depression. BMW's best-known pre-World War II vehicle was the Type 328 roadster, a supple two-seater that racked up over 120 victories on the motorsport circuit between 1936 and 1940. Postwar BMW cars maintained this tradition, winning several racing, rallying and hill climb victories.

The early 1950s saw the launch of the BMW 501, a roomy, voluptuous sedan that was resplendent with all of the hopefulness of that era. It was soon followed by the 502 which was powered by the world's first light-alloy V8, foreshadowing BMW's ongoing commitment to developing new technology. The best-selling BMW of that decade was the Isetta, a petite two-seat "microcar" typically powered by a 12- or 13-horsepower engine. The mid-'50s also saw the debut of the limited production and breathtakingly beautiful 507 sports car which had an alloy body and used the 502's V8 for propulsion. In the 1960s, BMW sales strengthened significantly, thanks in part to the immense popularity of the 1500, a sporty family sedan.

By the 1970s, BMW was establishing itself as a full-fledged car company. It was a pioneer for many emerging technologies, including turbocharging and advanced vehicle electronics. This was also the period when BMW of North America was established and consumers, who coveted both sports and luxury cars became loyal "Bimmer" owners. The '70s also saw the birth of BMW's three-tier sport sedan range consisting of the 3 Series, 5 Series and 7 Series cars and the creation of its performance M division.

More recently, the company has been expanding its reach worldwide. It opened its first U.S. manufacturing plant in the latter half of the 1990s and has expanded its brand empire to include Mini and Rolls-Royce. BMW also continues to build motorcycles, something it has done since the 1920s.

The automaker's famous advertising slogan describes each of its vehicles as "the ultimate driving machine," and it's not mere hyperbole. Over the past couple of decades, BMWs have become the standard for performance and luxury in most of the "over $30,000" segments. With family-friendly wagons, crisp sedans, distinctive coupes, nimble sports cars and spacious SUVs offered, BMW's model roster is diverse. But its luxury vehicles all share a common characteristic: the ability to make drivers feel gloriously connected to the road.

TIENS Group Obtained Halal Certificate from LP.POM-MUI, Indonesia

2007-4-5
From: Global Quality Management Center

On March 8, 2007, TIENS Group formally obtained the Halal Certificate from LP. POM-MUI, Indonesia. This exciting news cheered all the staff of the corporation and further boosted their morale. During the on-site verification of Halal Certificate , experts from Indonesia gave very positive comments on the dedication and professionalism of TIENS employees, meanwhile highly praised the hardware equipment and quality management of the manufacturing units, R&D room and test center. This accreditation is no less than a vigorous presentation of TIENS Group to the whole world.

The LP.POM-MUI (Institute for Foods, Drugs and Cosmetics) is a special institute established under the agreement passed by the Indonesian Allah Committee on Jan. 6, 1989. The institute is responsible on assisting and supporting the committee to formulate and decide on the food, drug and cosmetics related policies, laws and regulations, advices and guidelines so as to ensure that the foods, drug and cosmetics provided for Muslim consumers are Halal. All these demonstrate that it is the authorized institute managing local Halal foods, drugs and cosmetics and the Halal Certificate is recognized in most of the Muslim countries in the world.

Indonesia is the fourth most populous country in the world with a population of 0.22 billion, 87% of them are Muslim; it is a country with the most Muslim population in the world. Being successfully accredited with the Halal Certificate will provide a strong support on the opening of the markets in Indonesia as well as the Asia-Pacific Region. As the Halal Certificate awarded by LP.POM-MUI is widely recognized by most Muslim countries in the world, obtaining this certificate will raise the recognition and trust of Islamic consumers on the product of the corporation. Halal foods is of important significance on the culture of Muslim people, with its own food culture featuring in exclusive choice on high quality, hygienic and nutritious food which is healthcare oriented. It is a piece of treasure in the world gourmet culture. To pass this kind of authoritative Islamic food accreditation will make the corporate product the most reliable among consumers in various regions worldwide.

Source : http://www.tiens.com/jpdk/htdocs/tiens/group/news/GROUP/240_EN.html

Perumpamaan Ember & Pipa (Kerja vs Bisnis)

Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, serta kerasnya persaingan hidup, waktu dan tenaga bagi semua orang adalah taruhan dalam upaya mereka untuk memelihara kelangsungan hidup. Tidak peduli siang atau malam, hujan ataupun tidak mereka bekerja keras untuk mendapatkan uang. Hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup. Namun yang menjadi masalah sekarang adalah, pertama waktu terbatas hanya 24 jam dan yang kedua adalah ???TIDAK SELAMANYA KITA BEKERJA???.

Bagaimana caranya???
UBAH PARADIGMA ANDA DALAM MENGHASILKAN INCOME !!!

Bekerja keras tidaklah cukup untuk menjamin semuanya itu, belum lagi kebutuhan hidup yang semakin tinggi dan demi menggapai impian yang begitu besar. Lalu bagaimana Anda bisa mewujudkan impian tanpa dipusingkan oleh semuanya itu? Kuncinya adalah menemukan bisnis/usaha yang paling tepat!!

Paradigma umum orang menghasilkan income adalah ???Bekerja untuk mencari uang??? dengan mengorbankan waktu dan tenaga untuk bekerja. Apa masalahnya sekarang??!! Tidak selamanya kita terus menerus bekerja karena ada saatnya kita memasuki masa pensiun/tua,PHK, stress, depresi dengan urusan kantor, belum kalo sakit, kemudian harus meluangkan waktu untuk keluarga, belum lagi beban hidup yang semakin berat. Sekarang saatnya anda mengubah paradigma lama itu dengan paradigma sukses. Yaitu bekerja untuk membangun aset/jaringan.

Bekerja mencari uang bisa saja mencapai impian.
Tapi masalahnya BUTUH BERAPA TAHUN ??!, CUKUPKAH GAJI ANDA SEKARANG INI UNTUK MENCAPAI IMPIAN? .
Disini Saya akan mencoba menjelaskan suatu konsep ???
BEKERJA MEMBANGUN ASET??? .
sebagai gambarannya, saya akan memberikan sebuah cerita dimana cerita ini menunjukkan betapa pentingnya kita membangun sebuah aset.

Alkisah ada dua orang bersaudara bernama Pablo dan Bruno. Mereka berdua bekerja sebagai pembawa ember, mengangkut air yang dibutuhkan desa tempat tinggal mereka dengan imbalan sekian rupiah per ember. Dalam hal ini mereka membarterkan ember yang mereka bawa dan waktu untuk mendapatkan uang. Sementara Pablo bekerja, ia berpikir bagaimana mengerjakan tugas tersebut dengan lebih efisien, dengan ide untuk membangun saluran pipa yang dapat mengalirkan air dari sumbernya ke desa.

“Bruno, saya punya rencana,” kata Pablo keesokan harinya saat mereka mengambil ember- ember dan berangkat menuju ke sungai.”Daripada kita mondar-mandir membawa-bawa ember hanya untuk mendapatkan beberapa penny per hari, kenapa kita tidak sekalian saja membuat sebuah saluran pipa dari sungai ke desa kita”. Bruno menghentikan langkahnya seketika. “Saluran pipa! lde dari mana itu ?!!” seru Bruno.

Bruno tidak tertarik dan mentertawakan ide Pablo. Namun, Pablo sangat yakin akan impiannya, dan memutuskan untuk mengerjakan proyek tersebut sendirian. Sementara itu, Bruno hidup dengan nyaman bahkan cenderung mewah karena pekerjaan membawa ember ternyata memberikan penghasilan yang memadai. Bruno dapat membeli rumah, kendaraan, dan keperluan lainnya, serta tak ketinggalan juga mentraktir teman-teman minum di kedai kopi. Pekerjaan Pablo memang berat karena harus bekerja ekstra, sambil membangun saluran pipa, ia masih harus bekerja di siang hari untuk menghidupi keluarganya.

Dari hari menjadi minggu, dari minggu menjadi bulan bahkan akhirnya hitungan tahun Pablo bekerja siang malam tak kenal lelah membangun saluran pipa.

Mula-mula hanya beberapa meter, kemudian menjadi ratusan meter, hingga akhirnya puluhan kilometer saluran pipa berhasil menghubungkan sumber air ke desanya. Ketika akhirnya pekerjaan itu rampung, seluruh desa menjadi senang karena mendapat pasokan air yang terus-menerus dari saluran pipa tersebut, tak peduli siang atau malam.

Seluruh desa tak lagi kuatir pasokan terhenti ketika pembawa ember sedang sakit atau berlibur. Pablo pun mendapat penghargaan atas jasanya, serta penghasilan yang berlimpah, seperti pipa yang mengalirkan air. Sekarang Pablo tak perlu lagi mengangkut air dengan menggunakan ember. Sementara itu, kondisi Bruno semakin memprihatinkan karena tenaganya semakin berkurang dimakan waktu dan punggungnya semakin bongkok menopang beban. Jika tidak bekerja, ia tidak akan mendapatkan penghasilan… ( Cuplikan dari buku “Parable of The Pipeline” karya Burke Hedges )

JIKA Anda terkejut dengan saduran cerita saya di atas, silahkan anda baca penjelasannya di bawah ini “Siapakah Anda?” Seorang pembawa ember? Ataukah seorang pembuat saluran pipa? Apakah Anda hanya mendapatkan gaji kalau Anda datang ke tempat pekerjaan, seperti Bruno Si Pengangkat ember ? Ataukah Anda termasuk orang yang bekerja hanya sekali saja kemudian Anda dibayar terus menerus, seperti Pablo pembuat saluran pipa? Yang saya maksud bukan pembuat saluran pipa air ledeng, tapi pipa penghasilan !!! Menurut Burke Hedges (penulis the parable of the pipeline), cara paling ideal saat ini untuk memiliki saluran pipa adalah dengan Network Marketing/Personal Frenchise. ???cara membangun usaha yang menghasilkan income yang berkesinambungan seperti sebuah saluran pipa yang mengalirkan airnya tanpa peduli siang ataupun malam???

sumber:
1. Parable of The Pipeline - Burke Hedges
2. Cashflow Quadrant - Robert Kiyosaki

Tradisi Bertemu Teknologi

Tiens Group, sebuah perusahaan multinasional bidang bio technology, berusaha mengadopsi prinsip pengobatan Cina dengan teknologi modern, yaitu dengan meneliti ramuan-ramuan obat Cina dan memproses serta mengemasnya menjadi produk nutrisi modern.
Untuk kepentingan tersebut, Tiens group menginvestasikan jutaan dollar untuk penelitian dengan melibatkan tabib tradisional Cina, dokter dan ilmuwan modern terbaik, dan membeli lelang atas berbagai ramuan, dan mempatenkannya di berbagai negara.

Hasilnya:

Produk kesehatan yang revolusioner (John Hellerman, Ahli Gizi America).
Berbagai penghargaan dan pengakuan diterima oleh produk Tiens.
Tiens dinobatkan sebagai basis riset nasional untuk industri kesehatan di Cina yang merupakan pusat ramuan tradisional di dunia.

sumber: Gaya Hidup Sehat Alami Tiens/Tianshi

The Power of Network Marketing

Problema kehidupan umat manusia yang semakin kompleks dengan tuntunan hajat hidup yang demikian besar telah banyak membentuk pola pikir dan tingkah laku masyarakat. Di satu sisi, manusia mengharapkan sebuah tatanan kehidupan bahagia, damai, aman dan menjamin kesejahteraan hidupnya. Pada sisi lain, penyakit-penyakit yang bersarang dalam hati, seperti iri hati, tamak, dengki, ghibah, dusta dan lainnya menghantarkannya pada kehancuran.

Setiap orang memiliki daya untuk mengikuti kemurnian dan keutuhan kasih sayang. Kebutuhan terciptanya cinta kasih merupakan suatu sifat yang secara mendalam tertanam di dalam fitrah manusia. Setiap orang memiliki kecondongan kepada cinta dan keharmonisan hidup. Oleh karena itu, ia membenci kesendirian dan pengasingan. Akan tetapi, tanpa memperoleh ketenangan pikiran dan jiwa, seseorang tidak mampu hidup secara damai dengan orang lain atau bahkan dengan dirinya sendiri. Sedemikian pentingnya penyatuan hati ini sehingga Islam menganjurkan kepada manusia untuk memperbanyak menciptakan ruangan silaturahmi.

Silaturahmi sesungguhnya memiliki makna yang lebih tinggi dibandingkan sekadar saling bersalaman atau berkunjung. Silaturahmi adalah suatu kekuatan mental dan kemampuan yang tinggi dari hati manusia untuk menyambungkan ikatan persaudaraan.

Di pihak lain, silaturahmi juga sesungguhnya merupakan sarana efektif untuk membentuk jaringan kerja yang solid yang merupakan salah satu kunci sukses karier dan kehidupan pribadi.

Dalam kaitan itulah, penerbit menghadirkan kolaborasi luar biasa dari dua narasumber istimewa. Pertama, Andrew Ho, motivator Asia dan penulis sejumlah buku, yang akan memperkaya pengetahuan kita tentang network marketing. Kedua, Aa Gym, sebagai ikon perubahan yang akan menyajikan ulasan mendalam tentang kekuatan silaturahmi.

Perpaduan kedua pemikiran ini kami harap dapat menghembuskan angin segar bagi para network marketer, para pelaku bisnis, dan masyarakat umum, dalam memaknai betapa pentingnya nilai-nilai silaturahmi dalam membentuk jaringan bisnis yang solid.

sumber: http://www.pembelajar.com/wmview.php?ArtID=716

Bisnis Kesehatan jadi Primadona

Paradigma tentang distribusi kini berubah. Tak sekedar secara fisik, tapi juga menggunakan intelektual � edukasi � kepada konsumen. Dan bidang kesehatan jadi primadona. Inilah yang membuat NM (Network Marketing) health food kian gurih digeluti.

Ketika buku The Wellness Revolution : How to Make Fortune in The Next Trillion Dollars Industry diterbitkan, leader kondang Amway di Amerika Serikat, Dexter Yager, sontak kegirangan � Hey, inilah analisa dari seorang pakar ekonomi yang membuktikan bahwa bisnis kita memang diakui � jelas miliarder Amway di Paman Sam itu kepada seluruh jaringannya.

Jangan heran, bila buku yang ditulis Paul Zane Pilzer, menjadi bacaan wajib bagi pelaku NM, sama seperti halnya buku-buku kebebasan finansialnya Robert T. Kiyosaki. Cuma bedanya, Kiyosaki lebih menyoroti NM sebagai aspek bisnis, khususnya sebagai konsep bisnis menuju kuadran kanan, yang dicirikan uang bekerja pada orang (Anda).

Sedangkan Wellness Revolution, membeber distribusi sebagai lahan empuk bisnis, yang koceknya melebihi dari produsen (pembuat). Sekadar contoh, Paul menyebut Sam Walton, yang menjadi retailer terbesar lewat Walmart-nya di Amerika. Serikat. Atau Jeff Bezos, yang memperkenalkan pendistribusian produk berupa buku-buku melalui situs amazon.com.

Dalam bukunya, Paul menggulirkan empat pilihan dalam menggeluti bisnis. Pertama, disebutnya sebagai tenaga ahli. Di sini tentu dibekali dengan pendidikan yang tidak murah. Jadi harus melakukan investasi dalam bentuk sekolah yang menghabiskan waktu beberapa tahun. Tentunya, uang yang dikucurkan tidak sedikit. Makanya, kata Paul, tenaga ahli akan merasakan hasilnya beberapa tahun mendatang.

Kedua, sebagai produsen (Manufacture), mengambil bagian dalam membangun industri. Tentu, ini harus didukung investasi jutaan atau miliaran dolar untuk membangun pabrik, infrastruktur, hak paten, pengangkutan barang dan sebagainya.

Ketiga, sebagai penjual eceran. Tapi, tetap juga harus menyiapkan beberapa hal, seperti membayar lisensi, mampu bekerja tujuh hari seminggu, memiliki strategi iklan dan membayar sejumlah karyawan. Sebuah investasi yang jumlahnya tidak sedikit.

Keempat, dengan menjadi distributor. Paul menyebut, distributor adalah bagian rantai bisnis yang paling besar mendapatkan keuntungan, melebihi dari produsen (pembuatnya), seperti halnya Sam Walton (pemilik Wall Mart), Fred Smith (Fedex).

Cuma, distributor yang mereka tempuh, paradigmanya masih menggunakan pola-pola lama� hanya sekadar memindahkan produk ke tangan konsumen saja (secara fisik saja). Paul menambahnya dengan sebutan � intelektual � Contohnya, ya itu tadi, Jeff Bezos, yang dinilainya ahli sebagai pendistribusian secara intelektual.

Anda tidak sekadar membeli buku yang Anda inginkan, tapi juga dapat melihat cuplikan-cuplikan dari buku-buku lain. Atau mencari buku-buku lain yang berhubungan � jelas Paul kepada Home Business Magazine .

Sebelum buku The Wellness Revolution digulirkan, Paul pun mengupas pendistribusian secara fisik, dibeberkan dalam bukunya Unlimited Wealth � Sekarang, di masa yang mendatang, yang diperlukan adalah pendistribusian secara intelektual, yaitu mendidik konsumen tentang produk dan jasa yang dapat mereka tawarkan kepada orang lain � tambahnya. NM sebagai bagian dari distribusi, dinilainya merupakan distribusi intelektual.

Seorang network marketer mengirimkan barang layaknya sales, tapi mereka juga bersandar pada intelektual, karena mengajarkan dan mendidik bagaimana menjual produk kepada konsumen lain � urai Paul.

Kesehatan

Lantas, pertanyaannya, distribusi apa yang gurih ? Pria berkepala plontos ini menyebutnya kesehatan. Prediksi ini bukan tanpa dasar, karena ada generasi yang mampu menggerakkan ekonomi dunia, yakni Baby Boomer.

Baby Boomer, sebuah generasi yang belakangan menjadi penggerak, trendsetter gaya hidup yang mampu menjadi mesin penggerak ekonomi global. Mereka yang membuat industri property meledak, mereka yang membuat industri otomotif berkembang pesat. Baby boomer pula yang menggerakkan industri asuransi, computer dan internet.

Generasi Babby Boomer adalah sebuah generasi yang tidak lagi memikirkan bagaimana mencari uang. Mereka adalah generasi yang berada pada puncak penghasilan. Mampu mendapatkan lebih banyak uang, dan memiliki daya beli yang tinggi. Mereka pada tingkat produktifitas tinggi.

Sangat masuk akal, jika salah satu dekade mendatang, mereka diperkirakan akan menggerakkan industri kesehatan. Karena pada usia yang sangat produktif (37-55 tahun) mereka ingin lebih sehat ( feel healthier ), memperbaiki penampilan ( look better ), memperlambat penuaan ( slow down aging ), dan ingin mencegah berbagai macam penyakit ( prevent diseases ). Intinya mereka ingin merawat kesehatannya, mereka tidak rela penyakit mencuri usia produktifnya. Di Amerika jumlah mereka memang hanya 30% dari populasi, namun mampu memberikan sumbangan GNP ( Growth National Product ) sampai 50%.

Pada Tahun 70-an, dunia dikejutkan dengan Microwave. Tahun 80-an Industri Video meledak. Tahun 90-an Industri Computer dan Internet merambah dunia. Maka memasuki abad 21 ini, industri perawatan kesehatan ( welIness industry ) akan merajai dunia. Apalagi, tekanan persaingan dan tekanan pola makan, dan tekanan polusi semakin tinggi. Hasilnya, lihatlah beragam penyakit kini ditemui, seperti epidemi flu burung, anthrax dan sebagainya. ( majalah sukses Thn III � Edisi 35 � Januari 2006 )

sumber: http://net-workpower.com/news.php?e

Ramalan Kiyosaki tentang Bisnis Jaringan 2010

Dalam Bukunya “Rich Dad’s The Business School For People Who Like Helping People” Robert T. Kiyosaki meramalkan adanya tren perubahan tatanan ekonomi dunia yang digerakan oleh industri pemasaran jaringan. Mengapa demikian? Berikut ini alasannya:

1. Orang menginginkan kebebasan.
Hilanglah sudah masa di mana orang mulai bekerja pada usia 25 dan tetap di situ seumur hidup…melakukan seperti apa yang diperintahkan untuk dilakukan guna mempertahankan pekerjaan mereka. Kini orang ingin lebih bergerak, memiliki lebih banyak pilihan, dan lebih banyak kebebasan untuk menjalankan hidup sesuai dengan persyaratan mereka. Bisnis pemasaran jaringan paruh waktu memungkinkan orang lebih dapat mengendalikan hidup mereka dan akhirnya lebih banyak kebebasan. Ia memberikan biaya masuk yang rendah dan sistem siap pakai bagi orang-orang yang ingin sekali melakukan perubahan.

2. Orang ingin menjadi kaya.
Pada generasi orang tua kita aturannya mengatakan kalau anda bekerja keras, semakin anda tua, semakin banyak anda dibayar. Anda mendapatkan uang lebih banyak melalui kenaikan gaji. Dan ketika anda mendekati akhir hidup anda, anda akan berkata, “Ketika saya pensiun, penghasilan saya akan menurun.” Dengan kata lain, asumsi bagi orang tua kita adalah anda bekerja keras seumur hidup dan pensiun miskin.

Sekarang ada orang berumur 25 tahun yang tidak pernah mempunyai pekerjaan tetapi telah menjadi milyader dengan membangun piranti lunak komputer. Pada saat yang sama, ada orang yang berumur 50 tahun sedang mencari pekerjaan dengan berharap mendapatkan penghasilan $50.000/tahun. Yang lebih buruk lagi, orang yang berumur 50 tahun ini hanya mempunyai sedikit atau tidak mempunyai uang sama sekali yang dapat disisihkan untuk pensiun dan mungkin tidak bisa pensiun. Orang berumur 50 tahun ini tidak memerlukan pekerjaan. Orang ini memerlukan cara untuk menjadi kaya dan memperoleh tingkat penghasilan yang terus-menerus sepanjang sisa hidupnya. Perusahaan pemasaran jaringan memberikan kesempatan ini dengan memberikan pendidikan, pembimbingan, dan sistem bisnis untuk membantu orang berumur 50 tahun ini membangun bisnis B-nya sendiri.

Pada tahun 2010, yang tidak terlalu lama lagi, orang pertama dari 75 juta baby-boomers (orang yang lahir pada masa ledakan bayi setelah PD II) di Amerika akan mencapai usia 65. Banyak yang akan masuk ke pemasaran jaringan sebagai cara untuk membangun jaminan seumur hidup yang tidak diberikan oleh pekerjaan mereka. Disamping itu, seseorang yang dengan sukses membangun bisnis pemasaran jaringan mempunyai potensi untuk masuk dalam peringkat ultrakaya di dunia…jauh lebih kaya dibanding para profesional yang berpendidikan tinggi seperti dokter, pengacara, insinyur…dan jauh lebih kaya dibanding banyak bintang olah raga, bintang film, dan bintang rock. Dengan semakin dekatnya tahun 2010, banyak orang yang sudah berada dalam bisnis pemasaran jaringan akan sangat beruntung ketika jutaan baby-boomer bergabung.

3. Portofolio pensiun pribadi akan dihapuskan.
Belum pernah terjadi dalam sejarah dunia begitu banyak orang mempertaruhkan masa pensiunya pada pasar saham. Ini adalah resep bagi bencana finansial. Pada tahun 2010, juga ada kemungkinan kuat bahwa pasar saham AS akan kolaps, kalau tidak terjadi cepat. Kalau hal ini terjadi jutaan orang yang mengandalkan pasar saham dan sejenisnya tidak akan menikmati masa pensiun menyenangkan yang mereka impikan.

Kalau hal ini pernah terjadi, jutaan orang akan mencari jaminan finansial lainya, seperti membangun bisnis B yang dapat diberikan oleh bisnis pemasaran jaringan.

4. Lebih banyak orang akan sadar.
Dengan semakin dekatnya tahun 2010, lebih banyak orang akan sadar bahwa Era Industri sudah berlalu dan aturan main sudah berubah untuk selama-lamanya.

Pada tahun 1989, ketika tembok Berlin runtuh dan World Wide Web dibangun, aturan dunia berubah. Banyak sejarahwan menyatakan bahwa Era Industri sudah berakhir dan Era Informasi dimulai. Pada Era Industri, aturannya adalah anda bekerja keras dan perusahaan serta pemerintah akan mengurus anda. Pada Era Informasi, aturannya adalah anda akan mendapatkan yang terbaik dengan mengurus diri sendiri.

5. Kesadaran dunia.
Pada tahun 2010, saat baby-boomer Amerika mengakhiri peningkatan pesat ekonomi, sekelompok lain baby-boomer akan menjadi sadar di Asia. Ketika akhir peningkatan ekonomi bergeser dari Amerika ke Asia, orang-orang di perusahaan pemasaran jaringan internasional akan berada dalam posisi bergerak mengikuti tren ini saat teman-teman dan para tentangga mereka takut diberhentikan dari pekerjaan. Dengan kata lain, di Era Informasi, orang yang bersaing mendapatkan pekerjaan anda mungkin tidak tinggal di kota atau di negara anda. Dalam Era Informasi orang yang mencari pekerjaan anda mungkin tinggal di Pakistan dan merasa senang dengan gaji $20 per hari, bukanya $20 per jam dengan tunjangan.

“Ketika orang mendapat banyak uang, mereka sering berpikir IQ mereka meningkat. Saat orang mendapat uang, mereka berpikir bahwa mereka lebih cerdas tetapi mereka mulai melakukan hal-hal yang bodoh. Bukannya IQ mereka meningkat, IQ mereka sebenarnya menurun dan kesombongan mereka naik dengan cepat.” Kalau anda melihat apa yang terjadi dengan pemenang undian atau bintang olahraga yang tiba-tiba mendapat banyak uang, anda akan mengetahui bahwa pernyataan ayah kaya saya memiliki validitas.

Bebicara tentang kesombongan vs kecerdasan. Dengan kata lain, banyak orang Amerika mabuk dan berpesta hingga jauh malam karena peningkatan pesat ekonomi ini. Saat saya menulis, kebocoran gelembung ekonomi mulai terlihat. Perusahaan-perusahaan dot com mulai kolaps dan investor saham yang melambung tinggi mulai mencari tempat berlindung pada saham yang lebih bernilai tradisional. Ketidakstabilan pasar saham saat ini sedang diamati amat cermat. Bila peningkatan pesat ini berakhir, banyak orang bijaksana dalam merencanakan masa depan akan mulai menyadari betapa pandainya mereka memasuki bisnis pemasaran jaringan sebelum peningkatan pesat berakhir.

6. Kebangkrutan mungkin tak pernah datang.
Mungkin Sejarah tidak berulang sendiri. Mungkin kestabilan saat ini akan menjadi stabil dan peningkatan pesat ekonomi akan berlangsung selamanya. Mungkin orang-orang yang melihat kebijaksanaan bisnis pemasaran jaringan akan salah. Mungkin secara pribadi bertanggung jawab atas hidup dan kesejahteraan seseorang adalah salah. Mungkin mengharapkan pekerjaan anda, pemerintah, dan pasar saham yang akan menguras anda adalah hal yang benar untuk dilakukan. Mungkin cara terbaik untuk mendapatkan jaminan finansial adalah meminjam uang dan mempertaruhkan masa depan finansial anda pada pasar saham. Mungkin mempertaruhkan masa depan anda pada keberuntungan bukannya pendidikan yang terus-menerus adalah sesuatu yang pandai dilakukan…tetapi saya kira tidak.

Sebagai orang Amerika yang berpergian ke seluruh dunia, saya melihat persoalan dengan orang Amerika adalah bahwa kita cenderung untuk hidup dalam akuarium ikan. Dunia dapat melihat ke dalam tetapi banyak orang Amerika memilih untuk tidak melihat keluar. Dunia menonton acara TV Amerika. Tetapi berapa banyak di antara kita yang pernah menonton acara TV di India, Cina, atau Korea? Sangat banyak orang Amerika tidak melihat betapa cepatnya bagian dunia yang lain mengerti Ide Kapitalisme…bahkan orang Komunis sedang menjadi Kapitalis saat ini. Sangat banyak orang Amerika menjadi lemah, malas dan mengharapkan bahwa hidup dengan pekerjaan bergaji tinggi dan uang yang mudah diperoleh akan berlangsung terus…dan mudah-mudahan bagi mereka akan demikian…tetapi saya rasa tidak.

Sepanjang sejarah, kebangkrutan mengikuti semua peningkatan pesat. Berita itu mungkin berita buruk banyak orang. Namun itu juga menjadi berita baik bagi yang lain. Salah satu keunggulan beberapa bisnis pemasar jaringan adalah bahwa dunia adalah wilayah kita. Kalau anda mempunyai bisnis pemasaran jaringan internasional, kebangkrutan ekonomi bisa menjadi berita baik bagi anda sebagaimana halnya dengan peningkatan pesat ekonomi. Dan jika anda dapat melihat semua peningkatan dan semua kebangkrutan sebagai berita baik, itu adalah berita baik bagi jiwa anda dan bagi masa depan finansial anda.

Ini hanyalah beberapa alasan mengapa saya melihat masa depan industri pemasaran jaringan semakin cerah.

sumber: http://tienscyber.blogsome.com/2006/07/20/
ramalan-kiyosaki-tentang-binis-pemasaran-jaringan-2010/

Perbandingan Pengobatan Cina dan Umum

Cina
1. Berkembang ribuan tahun
2. Untuk kesehatan Kaisar
3. Uji coba ke manusia
4. Bahan alami dari alam
5. Mengatasi secara integral (menyeluruh)

Umum
1. Baru ditemukan/dikembangkan
2. Dikembangkan untuk bisnis
3. Uji coba ke hewan
4. Bahan Sintetis/buatan
5. Mengatasi secara parsial (sebagian)

- Mana yang lebih beresiko ?
- Mana yang lebih berkualitas ?
- Mana yang lebih akurat ?
- Mana yang lebih bisa diterima tubuh ?

Sekilas Tentang Pengobatan Cina

Sejarah 5000 Tahun
Teknik pengobatan Cina dimulai sejak 5.000 tahun lalu, dan mulai dibukukan sekitar 2.500 tahun lalu dikenal dengan The Yellow Emperor’s Classics of Internal Medicine.

Standar Pengobatan Ke Kaisar Dan Uji Coba Ke Manusia
Sejarah pengobatan pada awalnya lebih diutamakan untuk pengobatan Kaisar. Jika Kaisar sakit, para tabib akan mengumpulkan penduduk yang mengalami penyakit dengan gejala yang sama lalu memberi pengobatan dengan berbagai alternatif obat. Obat yg berhasil menyembuhkan penduduk kemudian diberikan kepada Kaisar selanjutnya dicatat untuk penggunaan di masa mendatang.

Prinsip Keseimbangan Dan Keharmonisan dan Alami
Satu hal penting dalam pengobatan Cina adalah, tubuh manusia dilihat sebagai sebuah sistem yang saling berinteraksi baik antara organ tubuh maupun dengan alam. Dalam interaksi tersebut keseimbangan antara manusia, lingkungannya dan alam semesta menjadi sangat penting. Bila terjadi harmoni dalam interaksi itu maka terdapat kesehatan, sebaliknya ketidakharmonisan akan mendatangkan penyakit.

Mengatasi dari Akar Penyakit Bukan Akibat Penyakit
Pada pengobatan modern setiap penyakit diberikan obat/terapi untuk melawan kuman/penyebab penyakit tersebut, sementara pengobatan Cina lebih mengutamakan membangun keseimbangan tubuh sehingga tubuh mampu untuk melawan penyakit/kuman. Dalam pengobatan Cina, untuk menyembuhkan satu penyakit kita harus menormalkan organ-organ yang terkait, sehingga yang terjadi adalah menyembuhkan satu penyakit/keluhan dengan menyembuhkan penyakit/keluhan lain, bukan sebaliknya, menyembuhkan satu penyakit tapi berkomplikasi ke penyakit lain.

sumber: Gaya Hidup Sehat Alami Tianshi

Bisnis Masa Depan

Apa yg menghubungkan John Naisbitt, Hermawan Kartajaya, Paul Z. Pilzer dan Li Jinyuan ? Sebelum menjawab, ada baiknya kita dalami dulu siapa mereka itu, untuk menemukan benang merah yang menghubungkan keempatnya.

Pertama, John Naisbitt adalah seorang futurist kondang lulusan harvard, yang juga mantan executive di IBM dan Eastman Kodak. Penulis buku best seller “Megatrend 2000″ yang membuka mata kita tentang globalisasi ekonomi pada millenium ini. Dengan didukung oleh kemajuan teknologi informasi, maka dunia akan menjadi tanpa batas. Para pelaku bisnis tidak lagi membatasi diri pada pasar lokal, melainkan pasar dunia yang lebih global. Seseorang dari Yogyakarta dapat menjual produknya ke London tanpa harus pergi ke sana. John Naisbitt, yang tinggal di sebuah kota terpencil di kaki pegunungan Rocky Mountains di Colorado, menulis: “I might seem isolated from a world rushing along at frenzied pace. Yet, as a writer and businessman, i am not. The bustle of Tokyo, rapid fire events in Moscow, and the news from the European capitals of London, Paris and Brussels are no more than an electronic command away. My telephone, my fax, my computer, my radio and my TV trasform these distant metropolises into electronic neighbours as close as my good friends down the road here in Telluride”. John menunjukkan bagaimana dengan dukungan teknologi informasi seseorang dapat terus berhubungan dengan orang lain dimana pun mereka berada. Siap atau siap, setuju atau tidak, suka atau tidak, globalisasi sudah melanda.

Kedua, Hermawan Kartajaya, seorang guru marketing kaliber internasional yang berasal dari Surabaya. Beliau adalah pendiri sekaligus Presiden dari MarkPlus & Co. Banyak diundang sebagai pembicara dalam berbagai seminar dalam dan luar negri, dan seorang penulis yang cukup produktif. Pada suatu kesempatan sebagai pembicara di Asia Pasific Natural Products Expo yang kedua (NATPRO 2005) di Kuala Lumpur, Malaysia beberapa saat yang lalu, beliau ditanya tentang strategi marketing untuk produk-produk natural seperti herbal. Hermawan secara meyakinkan dan pasti menjawab, “…you are on the right track!”. Singkat kata, kata Hermawan, “…companies operating in natural products are following the right business trend”. (Lihat, The inflight magazine of Garuda Indonesia, edisi Juni 2005, hal. 92). Dengan kata lain Trend Back to Nature akan sangat mempengaruhi trend bisnis millenium sekarang ini.

Ketiga, Paul Zane Pilzer, warga negara Amerika yang menulis buku “The Next Trillion” yang sangat laris. Dalam bukunya, Pilzer mengemukakan fakta bahwa saat ini, penduduk Amerika (dan sudah pasti penduduk dunia yang lain) berada di tengah-tengah persaingan bisnis trilliunan dollar antara industri makanan dan industri kesehatan. Bahwa akan semakin banyak orang di Amerika, terutama para jutawan muda atau yang sering disebut Baby Boomers, yang berusaha mencari kesehatan total yang didapat dari mengkonsumsi produk-produk berbahan alami atau natural. Pilzer menjelaskan bahwa kebutuhan orang akan makanan tambahan, vitamin-vitamin dan berbagai produk alami, akan menjadikan bisnis di bidang ini menjadi bisnis bernilai trilliunan dollar. Hal kedua yang dikemukakan Pilzer adalah terbukanya kesempatan orang untuk turut serta di dalam bisnis bernilai trilliunan dollar ini khususnya dalam hal distribusi. Dengan kata lain, distributor produk-produk kesehatan alami akan mampu menjadi jutawan-jutawan baru di era sekarang ini.

Well…apakah anda sudah mulai menangkap adanya benang merah yang menghubungkan ketiga orang tersebut di atas ? Nampaknya belum begitu jelas. Ada globalisasi, trend (pemasaran) pada produk-produk kesehatan natural, sera bisnis distribusi. Mari kita simak orang keempat.

Keempat, Li Jinyuan, seorang ilmuwan dan businessman dari China, pendiri dan pemilik perusahaan Tiens/Tianshi. Tiens mempunyai produk utama berupa makanan kesehatan tambahan yang kesemuanya berbahan dasar alami atau natural, bahkan beberapa diantaranya diolah dari resep-resep kuno kerajaan Tiongkok kuno. Dan sejak tahun 1995, Tiens menjalan sistem pemasaran yang disebut Network Marketing. Sistem ini memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk menjadi distributor produk-produk Tiens. Siapa saja dapat menjadi distributor Tiens, dan menjalankan bisnis global ini, dimanapun mereka berada.

Nah…dari sini nampak point-point dari keempat orang tersebut, yaitu trend bisnis global, produk-produk kesehatan alami (natural product), bisnis distribusi dan peluang yang disediakan oleh Tiens. Kalau kita kembali ke pertanyaan di atas, yaitu apa yang menghubungkan keempat orang tersebut di atas ? Maka jawabnya ada pada orang keempat yaitu Li Jinyuan dengan bisnis Tiensnya.

Li Jinyuan melalui Tiens mampu menjawab dan merangkum apa yang diprediksikan oleh John Naisbitt, Hermawan Kartajaya dan Paul Zane Pilzer. Tiens membuka dan menempatkan diri sebagai sebuah perusahaan multinasional, dengan pabriknya di 7 negara yang tersebar di seluruh dunia. Saat ini pun Tiens sudah masuk dan dikonsumsi orang di 207 negara. Tiens memasuki pasar global dengan produk-produk utama berupa vitamin-vitamin dan food supplements lain yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan manusia, yang terbuat dari bahan-bahan alami, natural. Tiens juga mengadopsi sistem distribusi Network Marketing yang memberi kesempatan kepada setiap orang untuk menjadi distributor. Dengan kata lain, Li Jinyuan dengan Tiens yang berhasil menghubungkan ide dan prediksi ketiga orang tersebut di atas.

Kalau Tiens sudah menyediakan wahana kepada setiap orang untuk dapat berpartisipasi dalam dunia global yang tanpa batas ini, pertanyaan berikut yang muncul adalah: Bagaimana dengan anda ? Siapkah anda untuk terjun dan berpartisipasi dalam pasar global ? Atau anda hanya diam tidak berdaya menunggu digilas kekuatan globalisasi ? Atau masihkah anda terpaku pada zona kenyamanan pada pekerjaan anda sekarang ini ? Tidak inginkah anda untuk Go Global dengan tidak perlu meninggalkan apapun pekerjaan atau profesi anda sekarang ini ?

sumber: http://totalwellness.blogsome.com/2006/12/01/bisnis-masa-depan/#more-111

Kesaksian Ahli Gizi Dunia (John Hellerman) Tentang Tiens / Tianshi

Klik :
John Hellerman

Sumber: www.YouTube.com ,

Keyword “Tianshi

Masbukhin Pradhana: Lebih Enak Memulai Bisnis Saat Masih Jadi Karyawan

Saat ini, semakin banyak saja pengusaha yang membagikan pengalamannya melalui buku. Tidak harus menunggu hingga jadi konglomerat dulu baru membuat buku. Yang terpenting bukan lagi ukuran bisnis, tetapi lebih pada semangat berbagi pengalaman serta nilai-nilai entrepreneurship yang digaungkan. Terlebih, penerbit juga sudah memberi keleluasaan kepada banyak calon penulis yang berlatar belakang pengusaha untuk unjuk karya. Maklum, medan persaingan penerbitan buku semakin ketat. Alasan lain, buku-buku entrepreneurship punya penggemar tersendiri. Bahkan, tak sedikit dari buku-buku jenis ini yang sangat digemari oleh pembaca serta meraih predikat best seller.

Masbukhin Pradhana adalah salah satu di antaranya. Pengusaha yang bergelar Raja Voucher ini baru saja meluncurkan buku berjudul Cara Brilian Menjadi Karyawan Beromzet Miliaran (Elexmedia Komputindo, 2006). Judul buku yang sangat menggoda, memang. Terlebih bagi para orang gajian yang benar-benar ingin mandiri, punya penghasilan lebih, punya bisnis sendiri, dan akhirnya sungguh-sungguh jadi pengusaha.

Masbukhin lahir di Gresik, Jawa Timur, pada 23 Agustus 1974. Sejak SD dia sudah mencicipi rasanya menjadi “wirausaha”, misalnya dengan beternak ayam, jualan lilin dan kembang api, dan buka toko kelontong di rumah orangtuanya. Sampai saat kuliah dan menjadi pegawai negeri sipil di Malang, dia tetap suka berwirausaha. Gagal dan bangkit lagi, itulah tabiat pengusaha. Akhirnya, nasib membawanya menjadi karyawan sebuah perusahaan otomotif di Jakarta.

Masih sambil menekuni bidangnya sebagai karyawan bidang Teknologi Informasi, bersama istrinya dia melanjutkan kegemaran menjalankan berbagai bisnis atau usaha sampingan. Ternyata, bisnisnya jalan, terutama bisnis grosir voucher. Hingga akhirnya, dia berhasil memiliki enam gerai grosir voucher di berbagai lokasi dengan 17 karyawan, jadi mentor di sebuah komunitas bisnis, sambil sesekali menularkan ilmunya melalui artikel.

Dalam pandangan Masbukhin, saat yang tepat untuk membuka usaha justru pada saat orang masih jadi karyawan. “Sebab, kita bisa memanfaatkan tabungan untuk modal. Kalau bisnis belum jalan, kita masih punya gaji. Kalau bisnis sudah jalan, hasilnya bisa ditambahkan ke modal usaha. Atau gaji bisa dijadikan tambahan modal,” jelasnya.

Tepat ketika artikel-artikelnya diterbitkan menjadi buku pada Agustus 2006 lalu, Masbukhin mengundurkan diri sebagai karyawan. Kini, dia menekuni bisnis vouchernya, menjadi mentor bisnis, dan merambah dunia public speaking. Bukunya pun langsung cetak ulang pada bulan kedua peredarannya. Berikut petikan wawancara Edy Zaqeus dari Pembelajar.com dengan Masbukhin yang berlangsung di Plaza Semanggi, Jakarta.

Apa motif penulisan buku Cara Brilian Menjadi Karyawan Beromzet Miliaran ini?
Pertama, saya orangnya suka sharing. Sharing berdasar pengalaman. Kedua, banyak orang yang mulai berbisnis itu harus jungkir balik. Termasuk saya. Saya mulai berbisnis itu beberapa tahun selalu jungkir balik. Karena tidak pernah sharing pengalaman. Nggak gampang, karena saya harus mencari sendiri. Hasil pengalaman saya sendiri digabung dengan pengalaman bisnis beberapa senior, ternyata bisa mempercepat proses pencarian jati diri bisnis kita. Nah, saya tidak ingin masa coba-coba saya yang beberapa tahun itu dialami oleh orang yang masih dalam proses pencarian bisnisnya. Lahirlah buku ini. Mungkin, kalau saya dulu coba-cobanya tujuh tahun, mungkin bagi pemula yang membaca pengalaman kami bisa cuma satu atau dua tahun untuk mendapatkan bisnisnya yang cocok.


Seberapa banyak karyawan yang minat jadi orang kaya melalui wirausaha?

Saya lihat banyak sekali. Saya tidak bisa omong angka karena belum riset. Yang jelas, kalau kita lihat kondisi di luar, siapa sih orang yang kaya itu? Kebanyakan pengusaha, kan? Entah 80 persen atau 90 persen adalah pengusaha. Sekarang dibalik pertanyaannya, apa pun statusnya apakah karyawan atau masih mahasiswa, “Apakah Anda ingin kaya?” Pasti jawabnya ya, pingin, pingin dapat duit banyak. Tapi kalau ditanya lebih lanjut, “Anda mau nggak jadi pengusaha?” Jawabnya, “Oh, ntar dulu!” Ada yang alasannya tidak punya bakat, tidak punya modal, banyak alasanlah ya. Banyak alasan untuk tidak terjun ke dunia bisnis. Tapi mereka berminat jadi kaya.

Masalah apa yang biasa dihadapi karyawan yang baru terjun ke dunia wirausaha?
Pertama adalah waktu. “Wah, waktu saya habis untuk kantor, ndak mungkin saya mulai!” Kedua, soal modal, “Wah, modal saya ndak cukup untuk memulai suatu bisnis.” Yang ketiga, “Saya ndak punya bakat, ndak punya ilmunya, ndak punya pengalaman.”

Pengalaman Anda, bagaimana memulai usaha sambil tetap jadi karyawan?
Tadi ada tiga masalah ya. Misalnya kendala pengalaman, saya sudah memiliki sedikit pengalaman. Lalu saya ikut mentoring, belajar bisnis pada orang yang sudah berpengalaman. Bisa ke orangnya langsung, bisa belajar dari buku-buku, seminar. Kedua soal waktu, ya kita harus investasi waktu untuk memulai bisnis itu sendiri. Apakah mulai dari Sabtu dan Minggu. Misalnya sore hari juga bisa. Makanya saya berusaha tinggal dekat kantor, sehingga waktu tempuh pun singkat, kan? Sehingga saya punya waktu untuk mengontrol bisnisnya. Ketiga soal modal. Justru karena kita jadi karyawan, kan kita dapat gaji. Bisnis yang baru dimulai jarang yang langsung untung. Perlu proses. Di sinilah, kita sebagai karyawan diuntungkan. Karena ketika bisnis itu belum menguntungkan, cash flow belum positif, kita masih mendapatkan gaji. Paling nggak untuk nutup kekurangan. Syukur-syukur kalau kita sudah punya tabungan. Masak sih sudah bekerja dua tahun misalnya, kita ndak punya tabungan sama sekali? Dari tabungan itu bisa kita pakai buat modal usaha. Dan dari situ tiap bulan kita tambahkan modalnya.

Kuncinya, karyawan harus punya modal tertentu untuk memulai usaha?
Betul. Bisnis apa pun perlu duit. Berapa pun besarnya, itu tergantung bisnisnya. Cuman, duit modal ini bukan selalu punya kita. Kalau kita punya ide bisnis, dan kita mampu menjual ide tersebut kepada orang yang punya duit. Maka, kita bisa memulai bisnis ini bersama. Orang lain yang punya duit sebagai investor, kita bisa menjalankan operasionalnya.

Berarti minatnya yang harus besar dulu, bukan selalu soal modal?
Minatnya, betul! Minat itu berasal dari mana, tentu dari mindset kita, kan? Mindset itu dari mental, sehingga mentalnya harus dibentuk dulu. Mental pengusaha dengan mental karyawan itu beda, kan?

Saat masih jadi karyawan dan baru terjun ke bisnis, kesulitan-kesulitan apa yang Anda alami?
Awalnya saya mulai bisnis toko kelontong eceran itu. Tapi, kok untungnya sedikit. Lalu saya tambahi lagi, usaha yang lain. Sehingga setelah itu saya punya empat unit usaha, tapi tidak tahu profit terbesarnya dari mana. Nah, seiring berjalannya waktu saya semakin ngerti, oh ini effort-nya besar dapatnya besar. Yang ini effort-nya kecil hasilnya kecil, tapi bisa dikembangkan lagi menjadi lebih besar. Jadi saya harus memilih dan ada yang saya amputasi.

Waktu menghadapi kendala di awal merintis bisnis, apa yang Anda lakukan?
Saya berproses. Waktu saya sudah menjadi karyawan di Jakarta, saya patungan bisnis dengan teman-teman di daerah. Sayang bangkrut. Bikin bisnis lagi, restoran soto betawi, patungan berlima, tapi nggak ngangkat juga. Lalu saya analisis, mengapa tidak berhasil? Akhirnya saya harus ngerti, saya harus bisa, yaitu bisnis yang sekarang saya jalankan.

Sekarang Anda sudah sampai pada tahap berbagi pengalaman kepada orang lain. Oke, bagaimana ceritanya kok ada ide menulis buku ini?
Tadinya saya tidak kepikiran mau bikin buku. Dulu waktu kecil sih pernah bercita-cita jadi penulis. Waktu itu saya lihat, seorang penulis itu pasti orang yang betul-betul sekolah, terpelajar. Misalnya, yang nulis buku itu profesor. Keren banget, kan? Tapi, saya tidak punya keahlian ke sana. Walau saya punya background pers kampus dan nulis-nulis artikel. Tapi beda dengan Anda yang seorang wartawan misalnya, pasti menulis itu mahir sekali. Jadi, dalam menulis saya itu hanya bercerita tentang pengalaman saya. Sharing melakukan ini-itu dalam artikel-artikel kecil. Lama-lama saya kumpulin kok lumayan banyak, ya? Ada yang usul, jadikan buku saja. Lalu saya kelompok-kelompokkan, masing-masing kelompok saya kembangkan lagi, lalu disistematisasi menjadi sebuah buku.

Selain dari pengalaman sendiri, dari mana saja Anda mendapat ide untuk menulis artikel-artikel tersebut?
Saya kan jadi owner dua mailing list (milis). Yang paling gede itu Bisnis-Smart 850 member dan Voucher Grosir 350. Dan, sinergi dalam milis itu hebat sekali, tidak hanya dengan saya. Tapi antar member, saling memberikan support, saling memberikan semangat. Sampai ada orang Indonesia yang di luar negeri itu mengerti soal saya. Dia percaya saya dan sekarang dia jadi investor saya. Ndak pernah saya ketemu orangnya. Begitu dahsyatnya komunitas itu.

Sebelum jadi buku, artikel-artikel Anda terbit di mana saja?
Kebanyakan di komunitas maya. Ada di Purdiechandra.com, Swa.co.id, Usahaku.net, Pembelajar.com juga ada, dan terbanyak di situs saya sendiri, Masbukhin.com. Dulu ada juga artikel saya di majalah Bisnis Kita (Sudah berhenti terbit, red), majalah Duit, lalu tabloid Bisnis Uang (Sudah berhenti terbit, red), saya sebagai narasumbernya, juga tabloid Peluang Usaha.

Kendala dalam penulisan?
Waktu, konsentrasi, dan mood. Kadang-kadang kalau kita pas ngambek, itu nulisnya juga ndak nyambung. Waktu ya masalahnya, karena saya juga masih jadi karyawan, dan harus juga ngurusin bisnis. Kalau saya berpikir buku itu harus sesempurna mungkin, mungkin buku itu ndak akan terbit-terbit ya ha ha ha… Makanya saya perlukan seorang editor untuk finishing.

Bagaimana perasaan Anda setelah buku pertama terbit?
Saya surprise sekali! Saya tidak pernah membayangkan hasilnya akan sehebat itu. Memang, sejak awal saya memvisualisasikan, kalau punya buku akan begini-begini. Ternyata hasilnya lebih bagus. Kaver bagus. Dari segi editing jadinya juga lebih halus. Dan lebih terstruktur, karena ada grouping dan tugas-tugas untuk para pembaca. Bahasanya sederhana, bisa diikuti orang lain, dan saya yakin bisa. Buku ini isinya adalah pengalaman saya yang bisa ditiru orang lain. Kenapa saya sekarang keluar dari karyawan? Karena saya akan konsentrasi di bisnis saya. Tapi untuk memulai bisnis, ndak usah nunggu keluar dulu atau pensiun. Mulai saja sekarang. Tapi kalau Anda berpikir bisnis Anda sudah bagus, untuk masa depan Anda sudah cukup dan Anda ingin konsentrasi di situ, lalu Anda keluar ya tidak masalah.

Tanggapan keluarga atau rekan-rekan bisnis?
Kalau teman-teman di milis, buku ini sudah dinanti-nantikan. Gembar-gembornya sudah tiga sampai empat bulan yang lalu. Istri senang sekali. Teman-teman juga pada komentar karena melihat foto saya di buku itu dan sudah ada di toko-toko. Mereka semua ikut senang.

Sekarang Anda merambah dunia public speaking. Apa yang ingin Anda raih?
Saya orangnya memang suka tampil di depan umum. Ditambah dengan semangat saya untuk sharing, ditambah dengan pengalaman bisnis saya. Saya lihat, banyak juga orang yang butuh sharing langsung. Lewat buku saja tidak cukup. Sisi yang lain, masih banyak juga masyarakat yang malas baca. Ada tiga hal prioritas, saya sebagai entrepreneur, saya sebagai public speaker, dan ketiga saya sebagai penulis buku. Prioritas saya sebagai seorang entrepreneur. Misalnya, ada yang membutuhkan saya untuk sharing pengalaman, ya saya tidak akan menolak. Saya juga kepikiran, apakah memungkinkan membuat semacam sekolah bisnis. Itu akan menciptakan sebuah bisnis yang baru lagi.

Sudah merencanakan buku berikutnya?
Kalau buku yang pertama kan saya bicara kapan saat yang tepat untuk keluar kerja. Sambil mendalami mindset sebagai karyawan yang berbeda dengan menjadi pengusaha. Buku berikutnya, mungkin akan membuat lebih detail lagi langkah-langkah persiapan untuk mundur jadi karyawan dan menekuni bisnis. Baru kemudian bicara tentang prospek bisnis-bisnis yang ada saat ini.

sumber: http://www.pembelajar.com/wmview.php?ArtID=730&page=1

Grow Your Value

Beberapa hari yang lalu saat sedang berjalan-jalan di Mall Taman Anggrek - Jakarta, saya kebetulan masuk di sebuah toko perhiasan dan selintas melihat percakapan yang menarik antara seorang pembeli dan penjual. Mereka sedang terlibat tawar menawar sebuah kalung mutiara yang cukup indah, dan kelihatannya termasuk alah satu koleksi unggulan dari toko tersebut. Setelah tawar menawar beberapa saat, si pembeli akhirnya memutuskan untuk keluar dari toko itu, karena dianggapnya harga barang tersebut mahal.

Selang beberapa menit kemudian, ada pembeli lain yang masuk, dan kemudian mengamati kalung mutiara yang tadi. Dia kemudian mencoba sejenak dilehernya, dan setelah dirasa cocok, tanpa tawar menawar langsung dibayarnya barang tersebut dan keluar.Apa yang menarik dari kedua kejadian tadi?

Barang yang sama, tapi dipersepsikan berbeda oleh dua orang. Tentu, yang membedakan persepsi keduanya adalah UANG yang dimiliki oleh masing-masing orang. Semakin banyak uang yang anda miliki, tentu semakin murah harga barang tersebut dimata anda.

Saya tertarik untuk membahas justru dari sisi orang pertama.

Apa yang kira-kira dilakukan oleh orang tadi setelah gagal menawar barang tersebut? Bila dia memang serius ingin membeli barang tersebut, mungkin dia akan mulai masuk ke toko-toko lain, mencari-cari yang lebih murah. Bila setelah `berjuang’ keliling mall dan tidak juga menemukan barang yang harganya sesuai dengan isi kantongnya, mungkin dia mencoba mencari di tempat lain, atau mungkin juga mengurungkan niat untuk membelinya….

Fokus dari orang pertama ini adalah lebih kepada jumlah uang yang dia miliki, dibanding dengan nilai dari barang tersebut bagi dirinya. Jika merujuk kepada teori RichDad-nya Kiyosaki, dikatakan disana bahwa KEBANYAKAN orang (manusia secara rata-rata) melihat dari seberapa besar pendapatannya, lalu menekan penge-luarannya, sedang orang SUKSES melihat dari sisi pengeluarannya, lalu meningkatkan penda-patannya.

Dalam lingkup kehidupan, bukankah sebagian besar dari kita juga memiliki SIKAP seperti orang pertama itu?

Saat kita menghadapi masalah, kita selalu mengeluh mengapa kita yang `kecil’ ini mendapat masalah seberat itu.

James Gwee dalam Ultimate Power Motivation mengatakan, BAHWA YANG MENJADI POKOK PERSOALAN BUKAN BESAR KECILNYA MASALAH, TAPI BESAR KECILNYA VALUE ANDA.

Begitu value anda ditingkatkan, maka masalah tersebut akan menjadi kecil di mata, bukankah anda saat ini sudah sangat mahir makan dengan sendok dan garpu, suatu hal yang menjadi masalah besar saat anda berusia dua tahun? Dan bukankah anda saat ini sudah sangat mahir bermain internet, sehingga anda bisa ikut milis dan membaca newsletter ini, suatu hal yang mungkin sangat asing dan sukar beberapa tahun yang lalu ?

SAYANG-nya, di dunia di mana kita tinggal ini, tidak semua orang mau berusaha untuk meningkatkan value di dalam diri mereka.

Daripada berusaha capek-capek meningkatkan value, mereka lebih MEMILIH untuk `menetapkan standard’ mereka sendiri terhadap dunia ini.

Sebagai contoh, Ada dari mereka yang mungkin berkata ,”Karena kemampuan bahasa Inggris saya jelek, saya jadi tidak tertarik membaca buku bahasa Inggris. Kalau ada terjemahannya, mungkin saya mau baca”. Standard bahasa Inggris mereka sudah DIPATOK di nilai tertentu, dan daripada meningkatkan value standardnya, mereka lebih memilih buku terjemahan yang `lebih sesuai’ dengan standard mereka. Di sisi lain, ada juga mereka yang berusaha `meningkatkan value’ standard mereka dengan memaksa diri membaca buku bahasa Inggris sambil membuka-buka kamus.

TIDAK ADA YANG SALAH dengan pilihan anda, apakah mau mematok standard atau meningkatkan standard value anda. Ini semua hanyalah pilihan anda pribadi dalam hidup. Hanya saja, APABILA anda mematok standard anda di satu titik tertentu, JANGAN mengeluh terhadap kerasnya kehidupan dan masalah yang datang kepada anda. INGAT, bukan besar kecilnya masalah yang menjadi pokok dalam kehidupan ini, TAPI besar kecilnya value anda.

Dan ada satu prinsip yang luar biasa yang dikatakan oleh Andrie Wongso tentang hal ini, “KALAU ANDA KERAS TERHADAP DIRI ANDA, MAKA KEHIDUPAN AKAN LUNAK KEPADA ANDA. SEBALIKNYA APABILA ANDA LUNAK KEPADA DIRI ANDA, MAKA KEHIDUPAN AKAN KERAS KEPADA ANDA”.


Jadi, lakukan pilihan yang terbaik, dan dapatkan hasilnya.

Sukses untuk anda !

sumber: www.SQN-edu.com

Cukup Pilih Yang Anggota APLI / WFDSA ?

“Pilih perusahaan anggota APLI yang cocok untuk Anda, hindari usaha pelipatgandaan uang yang berkedok Direct Selling/Network Marketing (NM),” begitu nasehat yang terpampang di situs www.apli.or.id, sebuah situs resmi milik Asosiasi Penjual Langsung Indonesia (APLI). Tetapi apakah nasehat tersebut mencukupi bagi mereka yang benar-benar ingin menggeluti bisnis NM?

Sebelum menjatuhkan pilihan ke sebuah perusahaan NM idolanya, seorang sarjana akuntasi lulusan Universitas Indonesia (UI) tahun 2004-sebut saja Suryadinata-yang kini menjabat sebagai salah satu staf akuntan di Departemen Keuangan menuturkan kisah menarik kepada penulis.

Ketika masih duduk di bangku program D3 Akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dulu, ia mengaku pernah punya teman dekat, sebut saja Tony, yang tidak saja dikenal sebagai mahasiswa cerdas dan pandai, tetapi juga punya jiwa entrepeneurship tinggi.

Beberapa tahun setelah lulus dari STAN, kedua sahabat itu tidak pernah bertemu satu sama lain, karena yang satu (Suryadinata) harus meneruskan program extention S1 akuntansi di UI, sedangkan yang lain (Tony) mendapatkan kepercayaan dari pamannya untuk menjalankan bisnis keluarga.

Tetapi di suatu pagi, Tony tidak dinyana-nyana tiba-tiba mendatangi Suryadinata di Depok untuk menyampaikan “kabar sukacita”. Apa gerangan kabar sukacita yang dibawakan Tony tersebut?

Ternyata ia mengaku telah menekuni bisnis baru yaitu bisnis NM. (Nama perusahaan NM-nya sengaja tidak disebutkan untuk menjaga etika dan privasi). Padahal Tony sudah menduduki posisi direktur di perusahaan pamannya, punya rumah di bilangan Pondok Indah dan mobil cukup mewah. Ia memang tidak mengundurkan diri dari perusahaan, tetapi ia telah bertekad untuk lebih serius menekuni bisnis NM.

Tony datang ke Depok lengkap dengan membawa seperangkat starter kit komplit dan buku-buku Robert T. Kiyosaki yang terkenal mampu menyihir pembacanya berpindah kuadran dari sekedar pekerja menjadi pemilik bisnis, bahkan investor.

Teman yang di Depok menerima Tony dengan penuh tanda tanya. Ada apa dengan temannya yang satu ini? Sudah sukses menduduki posisi kunci di perusahaan keluarga serta mendapatkan kontraprestasi materi yang cukup berarti, kok malah ngurus NM?

Berbagai kegundahan itulah yang tampaknya mendorong sang teman terpaksa membuka-buka starter kit dan melalap habis buku-buku Kiyosaki yang disodorkan sang teman.

Singkat cerita, tidak ada hujan tidak ada angin, tiba-tiba Suryadinata terpikat bisnis NM karena pengaruh temannya. Ingin ingin segera bergabung dengan perusahaan NM yang digeluti temannya dari Pondok Indah itu.

Tetapi sehari sebelum memutuskan bergabung, tiba-tiba kakak Suryadinata-yang telah lebih dulu menekuni NM lain-datang ke Depok dan memberikan “kabar sukacita” versi lain. Kakak itu memperkenalkan marketing plan sebuah perusahaan NM yang terkenal paling simple di Indonesia, namun bonusnya sangat besar dan menarik. Alhasil, tanpa banyak argumentasi, sang Adik yang kerja di Depkeu terpikat pada NM yang geluti kakaknya.

“Ini beda sekali dengan NM yang dikenalkan teman saya dari Pondok Indah. Saya sudah baca berulang-ulang starter kit-nya, tetapi nggak jelas-jelas juga. Angka-angka rumit. Tetapi yang ini sederhana banget,” katanya.

Pertimbangan penting

Menurut Louis Tendean, seorang distributor di NM Tiens/Tianshi (PT Singa Langit Jaya) yang telah terhasil mendapatkan bonus mobil mewah, kapal, pesawat sampai rumah mewah, marketing plan merupakan salah satu pertimbangan penting sebelum seseorang memutuskan bergabung dengan sebuah perusahaan NM/direct selling.

Tetapi sebenarnya ada lima hal lain yang perlu dipertimbangkan serius sebelum seseorang bergabung ke perusahaan NM tertentu. Lima pertimbangan lain itu adalah (1) Profil perusahaan, (2) karakter produk, (3) ketersediaan dan kualitas support system, (4) skala aktivitas perusahaan, (5) besarnya reward dan bonus, selain (6) marketing plan.

“Ini merupakan pilar-pilar yang harus diperhatikan betul-betul sebelum seseorang bergabung di perusahaan NM,” katanya kepada tabloid Bisnis Uang di Jakarta, Selasa. Bagaimana mungkin seseorang begitu saja gabung ke perusahaan NM yang company profile-nya tidak jelas? Sahamnya milik siapa, pabriknya dimana, kantor pusat bagaimana, masuk pasar modal apa tidak, dst. “Company profile sangat penting diperhatikan karena dari sini kita bisa mengerti gambaran perusahaan yang akan kita ikuti,” katanya.

Menurut ketua umumnya Helmy Attamimi, sudah mewanti-wanti agar masyarakat memilih NM yang sudah tercatat resmi sebagai anggota APLI. Saat ini ada 63 perusahaan NM yang tercatat sebagai anggota APLI, sedangkan delapan perusahaan lainnya telah dikeluarkan dari keanggotaan APLI.

Delapan perusahaan yang dikeluarkan tersebut (1) PT Dinamik Orion International, (2) PT Genesis Nusantara, (3) PT Huda Rachma Grupindo, (4) PT Kreasi Murin Abadi (Vintaly), (5) PT Kencana Mulia Sejahtera, (6) PT Suria Yozani (Sara Lee), PT Usaha Jaya Vicooperasional (UFO) serta (8) PT Queen Natura Utama.

Attamimi juga menegaskan agar masyarakat bisa membedakan antara perusahaan NM/direct selling/pemasaran jaringan dengan money game/skala piramida. Sudah tentu perusahaan money game tidak bakalan bisa menjadi anggota APLI.

“Skala piramida bisa membuat chaos, seperti yang terjadi di Pinrang, Sulawesi Selatan, sampai gedung parlemen di bakar. Separuh penduduk di Pinrang (saat itu) sudah terlibat dengan sistem piramida yang berkedok Koperasi Simpan Pinjam atau Kospin,” katanya kepada tabloid Bisnis Uang di Jakarta pekan lalu.

Menurut dia, belum adanya ketentuan yang jelas dan tegas mengenai sistem piramida di Indonesia, menjadi salah satu penyebab mengapa banyak NM “tidak jelas” masuk ke Indonesia.

“Di Malaysia aturannya sangat ketat, sehingga NM yang tidak diterima di sana larinya ke Indonesia. Tidak etis kalau saya sebutkan namanya,” katanya mengelak. Ia hanya mengingatkan agar masyarakat hati-hati dan terus mengamati perusahaan-perusahaan NM gadungan semacam ini.

Para praktisi NM sebenarnya masih punya sejumlah hal penting yang perlu dipertimbangkan sebelum seseorang bergabung dalam bisnis NM. Misalnya seberapa lama perusahaan NM tersebut beroperasi di Indonesia; apakah jika member keluar produknya bisa diuangkan kembali; bagaimana kontrak-kontrak hukumnya, misalnya jika ada member yang berada pada posisi tinggi tiba-tiba meninggal dunia atau cerai, bagaimana hak dan kewajiban mereka; dan seterusnya.

Tetapi apa yang disampaikan Louis maupun Attamimi, tampaknya cukup mampu mengkompresi banyaknya pertimbangan penting sebelum seseorang bayar starter kit dan memproklamasikan dirinya sebagai member perusahaan NM tertentu.

Oleh Paulus S. Fajar
Tabloid Bisnis Uang

sumber: www.SQN-edu.com

Anda Ingin Kaya ? Ikut Network Marketing Saja, Tapi…

Kata siapa usaha network marketing bisa membuat orang cepat kaya mendadak dengan cara yang mudah? Tidak jarang mereka yang mau terjun ke usaha ini harus mendapat cibiran dari koleganya. Apalagi ketika ingin membujuk seseorang untuk menjadi downline. Mungkin ada benarnya ungkapan dari Nobel Laureat Milton Friedman: There is no such thing as a free lunch alias tidak ada makan siang gratis.

Sebuah pepatah yang paling terkenal dari ajaran egoistik dalam ilmu ekonomi. Ungkapan yang bermakna setiap keuntungan dan kemudahan tidak dicapai dengan cuma-cuma. Ada pengorbanan yang harus dilakukan.

Ada ongkos yang harus dibayarkan. Nah, benarkah usaha network marketing (NM) bisa membuat orang cepat kaya mendadak dengan cara yang mudah? Jika ditinjau dari segi modal dan risiko memang terbilang kecil.

Mulai dari beberapa puluh hingga ratusan ribu rupiah saja. Ini tentunya berbeda dengan bisnis-bisnis konvensional lain yang membutuhkan modal minimal jutaan rupiah. Karena kecilnya modal yang dibutuhkan di bisnis ini, otomatis risikonya hampir tidak ada.

Seseorang bisa melakukannya tanpa mengenal waktu dan tempat. Bisa dikerjakan dimana saja dan kapan pun seseorang menginginkannya. Dan yang paling enak adalah reward yang dituai saat seseorang merekrut banyak downline. Bisa dalam bentuk pesawat, mobil BMW, dan jalan-jalan ke luar negeri.

Butuh pengorbanan

Namun dibalik itu, tidak jarang mereka yang mau terjun ke usaha ini harus mendapat cibiran dari koleganya. Apalagi ketika ingin membujuk seseorang untuk menjadi downline. Buktinya pengorbanan yang harus dilakukan Silvia Rast dalam menekuni usaha tersebut, Millionaire team HerbaLife. Ketika ingin menekuni usaha ini, ia sudah mendapatkan tantangan dari suaminya.

Pasalnya di mata sang suami waktu itu, usaha network marketing bukan sesuatu yang menjanjikan. Apalagi masih banyak dari lingkungan sekitarnya yang memandang sebelah mata bisnis itu. Namun, ia tetap teguh dengan pendiriannya yang tidak mau menjadi orang kantoran seumur hidup. Tanpa bekerja pun, dapurnya masih bisa mengepul. Karena ia berasal dari keluarga yang berada.

Tapi ia tetap berjuang untuk mendapatkan downline. Padahal tidak mudah untuk melakukan itu. Banyak penolakan yang ia terima ketika mengetuk pintu hati seseorang untuk mengikuti jejak yang sama dengannya.

Risza Bambang, managing director Shildt Consulting, mengungkapkan menambah atau mendapatkan penghasilan dari usaha network marketing sah-sah saja. Tapi, jangan terjebak dengan kembaran usaha ini, yaitu money game.

Multi tipu marketing…

Sering terjadi perjudian, penggadaan uang, dan tipu menipu dengan membonceng sistem marketing bergaya NM. Kegiatan itu belakangan ini semakin menjamur dan memperpanjang daftar korban malpraktik usaha pemasaran multi level itu. Masih segar diingatan, betapa kecewanya pemodal dengan tawaran PT Probest International. Sebuah perusahaan e-business yang dalam praktiknya mengadopsi bisnis network marketing.

Ketua Asosiasi Penjual Langsung Indonesia (APLI) Helmi Atamimi dalam suatu seminar mengungkapkan aturan penjualan langsung atau NM di Indonesia sesungguhnya masih sangat lemah. Kelemahan tersebut sering dimanfaatkan pihak lain dalam menjalankan praktik penggadaan uang atau money game berkedok NM.

“NM no problem, tapi yang dikuatirkan justru dimanfaatkan untuk bisnis “multi tipu marketing” dengan penawaran yang mirip dengan NM,” tukasnya. Perusahaan multi tipu marketing itu biasanya mengatakan bisnisnya adalah bisnis NM.

Hal itu dilakukan supaya orang bergabung dengan usaha mereka. Kalau mereka terang-terangan menyebut money game, orang akan malas bergabung. Karena itu mereka biasa menyebut dirinya NM. Meski nama mereka tidak tercantum dalam APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia).

Sebuah asosiasi yang salah satu fungsinya menyaring nama perusahaan yang yang betul-betul berbisnis penjualan langsung. Kalau nama mereka tercantum dalam APLI, berarti NM yang sejati. “Selain itu, money game biasanya tidak memiliki produk untuk dijual kepada konsumen,” tandas Risza. Sedangkan pada perusahaan NM harus ada produk yang dijual, entah itu berupa barang atau jasa.

Dan yang penting adalah pada money game, seseorang diminta membayar sejumlah dana yang cukup besar untuk mendaftar saja. Kalau pada perusahaan NM biasanya hanya meminta biaya pendaftaran yang besarnya tidak sampai Rp150 ribuan. Itu pun sudah termasuk pembelian produk. Jadi, menurut CPM Asia Pacific Managing Partner Arrbey Indonesia, Handito Hadi Joewono, bisnis NM tidak sekedar “buah mimpi”, melainkan sistem terintegrasi yang bisa mensinergikan berbagai kekuatan. Hal itu bisa dilihat secara kasat mata pada pribadi-pribadi sukses di bisnis NM yang telah meraih posisi level diamond, double diamond, atau posisi lainnya.

Sebelum memutuskan masuk pada suatu tawaran bisnis NM, jangan terbuai dengan tingkat keuntungan yang dijanjikan. There is no such thing as a free lunch alias tidak ada makan siang gratis. Semua ada pengorbanan dan risikonya. Jadi, selama orang masih tergiur ingin kaya mendadak dengan cara yang mudah, maka bisnis “multi tipu marketing” yang berkedok NM akan tetap berkembang subur.

Oleh Mira M. Nurdi
Tabloid Bisnis Uang

sumber: www.SQN-edu.com

Ketika Network Marketing Mendahului Kurva

Dalam permainan saham atau valas, George Soros, ahli keuangan yang bikin heboh pada krisis Asia tahun 1997, memperkenalkan jurus yang dia sebut ‘gerakan mendahului kurva’. Ke mana pasar bergerak, sebagai pemain keuangan Anda harus lebih dulu menjejakkan kaki di sana mendahului orang kebanyakan. Supaya keputusan yang diambil itu cepat, tepat dan bermanfaat, dibutuhkan kemampuan membaca informasi tentang apa yang akan segera terjadi. Ada momentum yang dinantikan, dan ada transaksi yang dipersiapkan untuk dilakukan sebelum orang lain melakukannya.

Di industri NM, entah sengaja atau tidak, mereka bukan hanya sedang menantikan momentum tersebut, tetapi mereka benar-benar sudah mempersiapkan diri. Kemampuan membaca peluang inilah, menurut Robert T. Kiyosaki dalam bukunya Business School, membuat gerakan industri NM (network marketing) akan sulit dibendung.

Momentum apa yang dimaksud Kiyosaki, penganjur bisnis berkekuatan jaringan, baik waralaba maupun bisnis jaringan pemasaran itu? Dia menunjuk tahun 2010. Pada saat itu, generasi baby boomers, mereka yang lahir di akhir perang dunia kedua di AS, mulai memasuki usia pensiun.

Lalu, apa kaitan NM dengan pensiunnya para baby boomers itu? Pada saat itu, jelasnya, pasar saham di negeri Paman Sam diperkirakan akan meredup. Pasalnya, generasi itu mundur dari aktivitasnya di lantai bursa. Padahal ledakan saham yang terjadi di AS dari 1990 hingga 2010 itu didukung oleh belanja kelompok ini.

Di saat lagi berjaya, mereka banyak melakukan investasi di saham termasuk untuk persiapan pensiun. Mereka mendambakan, pada saatnya nanti, usia tuanya dilalui dengan indah dan penuh kedamaian.

Tapi, pada tahun 2010, ketika generasi dengan jumlah 75 juta orang itu memasuki rata-rata usia 65 tahun, impian itu hancur berantakan. Pasar modal mundur, ekonomi melemah dan kenyamanan masa pensiun tak pernah kesampaian. Untuk menggapai kembali impian itu, menurut Kiyosaki, para baby boomers akan coba mengejarnya melalui NM. Mereka mengadu nasib dengan mengambil bagian dalam bisnis jaringan pemasaran.

Konsep sehat dan sejahtera

Kendati mengalami hidup yang sulit dan penuh perjuangan, semangat dan perjuangan mereka tetap sama, yaitu bagaimana harus hidup sehat dan sejahtera. Walaupun untuk itu, demikian James K. Glassman dalam artikelnya What the Boom Wiil Do in 2010 yang dimuat di Washington Post versi online, mereka terjebak dalam situasi paradoks.

Situasi pertama, demikian Glassman, supaya tetap kuat dan aktif dalam bekerja, mereka mencari tambahan energi dengan mengkonsumsi obat-obat terlarang (drugs). Tapi, di pihak lain mereka mengakrabi komestik dan suplemen-suplemen kesehatan agar bisa tetap tampil prima.

Gaya hidup baby boomers tahun 2010 itu ditegaskan lagi oleh Paul Zane Pilzer.

Dalam bukunya The Wellness Revolution: How to Make a Fortune in the Next Trillion Dollar Industry, karena gaya hidup itu, dia memprediksikan industri kesehatan (wellness industry) menjadi industri yang booming pada 2010.

Pada saat itu, menurut dia, banyak orang akan mengkomsumsi produk-produk kesehatan seperti makanan, vitamin, nutrisi suplemen dan mengikuti program-program fitness. Tak usah heran kalau akan mengalir triliunan dolar dari sana.

Berdasarkan data dari The Health Care Financing Administration, total belanja industri kesehatan bakal meningkat menjadi US$2,4 triliun pada 2010. Padahal pada tahun 2001 belanja di bidang itu masih US$1,4 triliun. Terjadi peningkatan yang luar biasa besarnya.

Memang berbagai prediksi itu mendapat tempat di hati industri NM yang sejak dari awal kelahirannya menggelindingkan roda bisnisnya di atas sektor kesehatan. Sejak dari pertama, NM seakan tak bisa dipisahkan dari industri kesehatan dan obat-obatan. Sebuah sinergi yang dasyat. Kinerja sejumlah NM yang dilansir belum lama ini menceritakan kedasyatan itu.

Menurut Worldwide Direct Sales Data per Juni 2004, total penjualan yang dihasilkan melalui industri NM di seluruh dunia mencapai US$88,389 miliar. Jumlah anggota yang direkrut pun mencapai 48.931.710 orang.

Penjualan paling besar dibukukan oleh NM di Amerika Serikat yang berhasil mencatat penjualan US$28,7 miliar. Jumlah anggotanya mencapai 13 juta orang. Sedangkan khusus untuk Indonesia, jumlah anggota NMnya adalah nomor dua di dunia, yaitu 4,7 juta. Tapi, hasil penjualannya masih terbilang kecil, yaitu US$521,633 juta.

Kendati belum maksimal, NM di Indonesia sebenarnya sudah mengantisipasi momentum 2010 dan berusaha tetap fokus di industri kesehatan. Lihat saja, dari 63 NM yang terdaftar di APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia), 45 NM bergerak di bidang kesehatan.

Godo Tjahjono, ahli strategi marketing yang juga anggota IARFC (International Association Registered Financial Consultants) berusaha mencari jawaban mengapa produk obatan-obatan dan kesehatan menjadi andalan orang-orang NM.

“Selain memang ada generasi baby boomers, produk obat-obatan memang cocok untuk dipasarkan NM. Pertama, obat-obatan dibutuhkan oleh hampir semua orang. Hal lain yang juga penting adalah susahnya mendeteksi struktur harga produk ini. Dengan demikian lebih fleksibel bagi NM untuk menentukan harganya,” ujar Godo.

Dia mengatakan dari sisi pemasaran akan lebih sulit bagi NM untuk memasarkan produk yang lain, katakan consumer goods yang harganya mudah diketahui. “Kalau orang tahu harga yang dijual itu jauh lebih mahal dari yang sebenarnya, maka produk itu akan susah laku.”

Itulah sebabnya, jelas Godo, kalau Anda diajak untuk masuk di NM, soal harga produk yang ditentukan di NM itu harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Harga ini yang akan menentukan skema lain seperti bonus yang ditawarkan di bisnis jaringan tersebut.

Memang sebagai bisnis, NM menarik bukan terutama karena urusan memasarkan produk-produk kesehatan itu semata. Di sana ada kekuatan jaringan yang dalam dirinya memiliki nilai ekonomis yang kuat.

Dalam rumusan Robert Metcalf nilai ekonomis dari jaringan itu adalah kelipatan dari jumlah para penggunanya. Andaikan saja hanya ada satu telepon, maka telepon itu tak memiliki nilai ekonomisnya. Dia baru bermanfaat kalau ada dua, tiga atau lebih banyak lagi telepon.

Menariknya, demikian Metcalf, nilai ekonomis jaringan itu meningkat menurut deret ukur, bukan deret hitung.Bahkan, lebih menarik lagi bagi Anda bahwa kekuatan hukum jaringan ini bisa dimanfaatkan oleh orang-orang sederhana tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.

Tapi, ingat, Anda hanya akan bisa memanfaatkan kekuatan ini kalau Anda berhasil menduplikasi seseroang lain yang memiliki semangat dan mimpi yang sama seperti Anda. Mau membuktikan, silakah bergabung di salah satu NM yang sudah dikenal baik reputasinya.

Oleh Abraham Runga Mali
Tabloid Bisnis Uang

sumber: www.SQN-edu.com

Mengenal Network Marketing [Perbedaan Direct Sales, MLM dan Network Marketing]

Industri Network Marketing (NM) diakui atau tidak telah menjadi salah satu industri yang berkembang dengan pesat. Para pakar ekonomi baik nasional maupun internasional banyak yang telah mengakui dan mengkategorikan industri NM sebagai satu model bisnis distribusi yang bagus sekali. Beberapa pakar bahkan telah memprediksikan bahwa NM akan menjadi trend bisnis di masa depan. Mereka juga memprediksikan bahwa NM akan booming mulai tahun 2018.

Kajian-kajian, seminar-seminar yang membahas tentang model bisnis seperti ini telah diadakan diberbagai tempat di belahan dunia ini. Yang kemudian pada akhirnya menyimpulkan bahwa bisnis NM merupakan satu jenis usaha independen yang bisa diandalkan sebagai sebuah sumber penghasilan. Banyak perusahaan yang kemudian mengadopsi sistem ini meskipun tidak secara terbuka. Pernahkah Anda sebagai pemegang Kartu Kredit ditawari untuk mengajak orang lain menjadi pemegang kartu kredit juga? Dimana perusahaan penerit kartu kredit akan memberikan imbalan berupa point yang dapat ditukar dengan sebuah komoditi, misalnya sebuah laptop, atau kesempatan
menginap di suatu hotel berbintang. Maka secara tidak sadar Anda telah terjun ke dalam model bisnis NM. Ya, itulah bisnis MLM, Mulut Lewat Mulut.

Robert T. Kiyosaki, salah seorang pakar di bidang finansial sangat merekomendasikan model bisnis NM ini untuk entrepreneur oleh mereka yang menginginkan kebebasan finansial. Beberapa kelebihan bisnis NM menurut Robert T. Kiyosaki adalah:

- Modal relatif kecil

- Resiko juga relatif kecil

- Tempat dan waktu fleksibel

Industri NM sendiri sebenarnya telah berusia cukup lama, sekitar 40 tahun yang lalu, sebuah perusahaan makanan kesehatan di Amerika yang bernama Nutrilite telah mendistribusikan produknya dengan model direct sales yang kemudian berkembang menjadi NM. Hingga akhirnya saat ini bermunculan banyak sekali perusahaan baik nasional maupun internasional yang mengubah konsep distribusinya menggunakan jalur NM.

Perbedaan Direct Sales, MLM dan Network Marketing

Ada perbedaan mendasar antara ketiga model distribusi langsung.
Direct sales sangat mengandalkan kemampuan menjual para distrbutornya. Biasanya model seperti ini disebut juga dengan Single Level. Perusahaan merekrut para distributor untuk menjual sebanyak mungkin produk untuk mendapatkan insentif yang lebih besar. Sedangkan dalam model MLM seorang distributor dapat mengajak atau mensponsori distributor lainnya untuk turut memasarkan produk. Sehingga jumlah transaksi akan semakin besar karena produk dipasarkan tidak sendirian. Insentif dapat dihitung berdasarkan selisih omset yang mensponsori dengan yang disponsori. Kedua model diatas sangat mengandalkan kemampuan selling ditambah kemampuan memotivasi untuk model MLM.

Konsep Network Marketing agak berbeda dengan dua model tadi. Network Marketing tidak terlalu menonjolkan kemampuan selling, bahkan pada kenyataannya, banyak yang berhasil di bisnis Network Marketing tanpa memiliki kemampuan menjual sama sekali. Konsep Network Marketing lebih menitikberatkan kepada membentuk sebuah “Customer Base” atau jaringan distribusi pemakai.

Direct Sales : 1 x 1000 = 1000, 1 orang menjual 1000 produk

MLM : 10 x 100 = 1000, 10 orang menjual 100 produk

Network Marketing : 1000 x 1 = 1000, ada 1000 orang yang memakai 1 produk


Mengapa banyak juga bisnis NM yang tutup?

Bisnis NM memang bagus, sehingga banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang memasarkan produknya dengan model NM. Tapi tidak sedikit diantara yang kemudian tutup.
Mengapa terjadi demikian?

Hasil analisis Silver Quantum Network (sebuah lembaga pengembangan diri dan pelatihan bisnis) ada beberapa hal yang membuat sebuah perusahaan NM dengan cepat tutup:

1. Perusahaan NM tersebut tidak memiliki kapital/modal yang cukup untuk menunjang operasional dan membagikan insentif kepada para distributornya.

2. Perusahaan NM tersebut tidak memiliki produk yang memiliki kekuatan penetrasi pasar yang kuat. Produknya tidak spesifik, banyak terdapat dipasaran, mudah disubstitusi oleh produk non NM yang jauh lebih murah. Produknya memiliki kualitas yang biasa-biasa saja.

3. Marketing Plan yang kurang menarik, bonusnya kecil, dan beberapa perusahaan terlalu berani mengumbar bonus. Contohnya ada beberapa perusahaan NM yang berani memberikan bonus mobil mewah kepada distributornya yang baru menjalankan bisnisnya selama 6 bulan

4. Perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi sendiri produk yang dipasarkannya. Sehingga ada resiko ketergantungan dari perusahaan pembuat produknya.

5. Perusahaan tidak memiliki sistem usaha yang jelas, dukungan yang kuat kepada para distributornya, dan manajemen perusahaan yang buruk

6. Tidak ditunjang dengan sebuah support system yang bisa terus memotivasi dan memberikan bekal jiwa enterpreneur yang cukup bagi para distributornya.

sumber: www.SQN-edu.com

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Sejak Usia Dini

Indonesia ini negara yang dengan jumlah penduduk yang cukup besar. Seperti kita ketahui, negara 350 tahun dijajah Belanda, 3,5 tahun dijajah Jepang.

Bedanya dengan Jepang, mereka sudah bisa bikin hand phone. Apa yang telah dilakukan oleh 200 juta orang ini?. Pabrik banyak, kita hanya jadi karyawannya saja, ya .sebesar-besar gaji karyawan?!. Di jalan-jalan juga banyak terdapat toko, kita sebagai penunggunya, pastinya semua keuntungan akan kembali pada pemilik toko.

Menjadi entrepreneur ternyata sudah dipelopori sejak zaman para Nabi. Contohnya Nabi Muhammad SAW. Ternyata, beliau adalah seorang pedagang. Nabi Muhammad semenjak usia 8 tahun 2 bulan sudah mulai menggembalakan kambing. Pada usia 12 tahun ke Syiria hafilah dagang, itu luar biasa jauhnya. Dan usia 25 tahun seperti yang kita bahas, Muhammad menikah dengan Siti Khadijah dengan mahar 20 ekor unta muda.

Di Indonesia belum kita dapati pemuda kaya yang berani memberi mahar sebanyak itu. Dan yang paling dahsyat ternyata para nabi juga begitu, bahkan sembilan dari sepuluh yang dijamin masuk syurga, mereka orang-orang yang memiliki financial yang baik. Abdurrahman Bin Auf yang pergi hijrah tidak punya apa-apa, di Madinah diberi kebun kurma malah minta ditunjukkan jalan ke pasar. Hasilnya, ketika peperangan, beliau sedekah unta begitu banyak, sedekah kuda, dan beliau wakafkan dirinya untuk berjuang.

Saudara, jiwa wirausaha ini benar-benar harus ditanamkan sejak kecil, karena kalau tidak, maka potensi apa pun tidak bisa dibuat jadi manfaat. Prinsipnya, entrepreneurship itu adalah kemampuan untuk meng-create, men-design sebuah manfaat dari apa pun. Seorang wirausaha melihat batu bisa punya nilai jual. Tapi, orang yang jail lihat batu, hanya akan dipakai untuk melempar orang, ini bedanya. Sebuah kulit dengan ukuran sama akan beda nilainya tergantung penilaian seseorang.

Kalau dia punya jiwa wirausaha, kulit itu bisa dibuat sedemikian rupa menjadi sebuah hiasan yang harganya tinggi. Tapi, kalau sederhana cara berpikirnya, kulit tersebut akan dijemur, dipotong-potong, digoreng menjadi dorokdok atau kerupuk kulit. Paling tinggi harganya 200 rupiah, padahal ukurannya sama. Enaknya kalau kita menjadi orang yang mandiri, seperti para sahabat, kita sendiri yang mengatur jam kerja dan gaji karena perusahaan milik sendiri, namun tetap harus dengan ketentuan yang profesional. Kita bisa berkreasi lebih luas dan lebih banyak walaupun tentu ada syarat-syarat tertentu.

Bisnis yang untung itu sebenarnya adalah yang membuat orang lain merasa beruntung sebanyak mungkin. Kalau mereka beruntung dan puas, mereka bilang pada siapa pun. Mending untung sedikit tapi laku banyak dari pada untung banyak tapi laku sedikit. Belajarlah menahan diri untuk menikmati kebahagiaan orang lain sebagai keberuntungan kita. Banyak untung itu bagus tapi barokah, yaitu manfaat di dunia dan manfaat di akhirat.

Niat harus bagus dalam wirausaha. Jadi, jual beli bukan masalah transaksi uang dan barang, tapi jual beli itu harus jadi amal sholeh. Rahasia amal sholeh itu ada dua, Niatnya betul dan caranya benar. Jadi, anda harus tanya dahulu niatnya apa nih?. Kalau hanya sekedar beli barang, maka anda rugi, karena uang hanyalah titipan Tuhan. Jadi, setiap transaksi harus menjadi pahala. Jual beli itu butuh waktu, waktu itu adalah modal kita, maka harus jadi pahala.

Bagi orang yang curang, Tuhan akan mencabut barokahnya. Orang curang adalah orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, sedangkan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka akan menguranginya.

Kalau uang itu tidak barokah, dia tidak akan pernah tenang. Kalau uang itu tidak barokah, dia selalu dililit oleh kekurangan walaupun uangnya sudah melimpah. Dan kalau uang itu tidak barokah, namanya jauh lebih hina dari pada sebanyak apa pun harta yang dimiliki. Orang yang mengurangi timbangan, maka akan hancur barokahnya. Sepertinya untung, padahal kalau Tuhan mau membuat musibah, maka akan gampang. Contohnya, dengan gampang Tuhan akan membuat penyakit, semua keuntungannya habis untuk mengobati penyakitnya. Buat saja penyakit yang buat dia tidak pernah menikmati apa yang dimilikinya.

Oleh karena itu, transaksi jual beli kita harus menjadi amal sholeh. Pilihlah para pedagang yang diperkirakan berdagangnya itu menjadi kebaikan, yang kalau dia punya untung, untungnya itu juga mashlahat. Jangan sampai kita belanja kepada orang yang untungnya bisa menjadi fitnah bagi kita. Begitu pun bagi yang menjual sesuatu, usahakan kepuasan kita bukan kita yang beruntung, tapi untungkanlah sebanyak mungkin orang lain. Secara finansial untung, dan buatlah akhlak kita sebaik-baiknya, sehingga orang yang bertransaksi barang dengan kita tidak hanya mendapatkan fasilitas, tidak hanya mendapatkan barang, tapi juga melihat kemuliaan seorang penjual.

Tidak ada gagal dalam bisnis, yang gagal itu yang tidak berani mencoba . Gagal adalah sebuah ongkos sukses. Gagal itu sebuah informasi menuju sukses, asal benar mengemasnya. Keuntungan kita itu adalah punya nama baik. Jadi, nggak apa-apa untung kita pas-pasan, yang penting nama kita jadi berharga. Nah biasanya, orang-orang pemula yang belum juga untung sudah berantem sama temannya karena pembagian saham, padahal baru rencana. Pernah ada orang punya satu telor, karena terlalu keras melamunnya dalam merencanakan usaha dalam benaknya, akhirnya telor itu pecah.

Tidak sedikit orang ingin untung jangka pendek sampai membuat namanya coreng. Maka, bagi orang yang akan terjun ke dunia entrepreneurship, harus mulai kita lihat bahwa yang namanya untung itu bukan kita merasa beruntung sendiri, tapi memberikan keuntungan pada banyak orang, Jadi, uang bukanlah hal yang paling penting dalam berwirausaha.

Kita harus mulai merindukan anak-anak kita ini bukan sebagai pekerja, tapi menjadi orang yang mampu menciptakan pekerjaan. Ini penting, karena begitu banyak potensi yang ada di bangsa ini tidak tergali. Repotnya, kita tuh suka ingin untung ladang enteng, kerja sedikit untung besar. Ini salah!, yang namanya untung kalau jadi entrepreneur adalah punya ilmu saja sudah untung, walaupun uang tidak untung, termasuk pengalaman bangkrut juga untung.

Oleh karena itu, coba kita didik anak-anak kita di rumah. Kalau perlu, kita menggaji mereka untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan terus membangun kemampuan berhemat mereka, kemampuan untuk tidak meremehkan jerih payah orang lain. Kalau anak-anak sudah tahu kepahitan cari uang, maka mereka akan menjadi pejuang yang tangguh dalam hidup ini. Jadi, mulailah kita biasakan mendidik anak-anak kita menjadi petarung dalam hidup ini. Contoh Nabi Muhammad, beliau seorang anak yatim, bahkan jadi yatim piatu, tapi tidak pernah beliau kalah di dalam berjuang, karena selalu menumbuhkan jiwa wirausaha ini.

“Sesungguhnya Allah SWT suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barang siapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujahid fii sabiilillah”. (HR. Imam Ahmad).

Wallahu a’lam (yn/mq)***
Disarikan dari: Manajemen Qolbu Online
[Kajian Bening Hati - Manajemen Diri]

sumber: www.SQN-edu.com

Rejeki yang Kita Peroleh Sebanding dengan Resiko Bisnis yang Kita Jalankan

Rejeki akan datang sesuai dengan pengambilan resiko bisnis kita. Kalau kita mengambil resiko bisnis yang kecil, rejeki yang mengalir pun kecil. Sebaliknya, bila kita berani ambil resiko yang besar, maka rejeki yang mengalir pun besar. Mana mungkin akan sama hasilnya, antara yang berani berkeringat, adu nyali, berpikir lebih keras dan cerdas untuk meraih rejeki, dengan yang mau aman dan cuma ‘”terima bersih” setiap akhir bulan?

Ibarat pesawat, kalau landasannya sempit, mana mungkin didarati pesawat besar? Bandara internasional yang luas tentu membangunnya lama, mengelolanya lebih rumit, tapi itu membuatnya bisa didarati berbagai jenis dan ukuran pesawat, dalam jumlah yang banyak, dengan frekuensi yang lebih sering. Bisnis Anda adalah bandara dari lalu lintas rejeki yang menunggu untuk mendarat.

Rejeki “perlu diberi peluang”
Kita semua berkeyakinan bahwa rejeki memang sudah ada yang mengatur, yaitu Tuhan kita. Itu benar! Tapi rejeki memerlukan kita sendiri untuk aktif merencanakannya. Tanpa itu, rejeki akan sulit kita raih, rejeki “perlu diberi peluang” untuk mendatangi Anda.

Mana mungki rejeki itu datang kalau setiap harinya kita tidak punya aktivitas apa-apa. Rejeki tidak mungkin datang sendiri. Seseorang yang tidak punya gairah kerja selain bermimpi, sulit didatangi rejeki. Malah rejeki bisa menjauh. Sebaliknya, jika tekun bekerja, kreatif berwirausaha, rejeki akan datang, bisnis pun akan lebih cepat berkembang.

Sejumlah profesi berpeluang menghasilkan rejeki yang besar dan tidak linier, karena sumbernya bukan dari gaji atau bukan sebagai karyawan. Artinya, jika saat ini kita misalnya sedang menekuni dunia usaha atau sebagai pengusaha, maka jelas sangat memungkinkan sekali bagi kita untuk mendatangkan rejeki yang relatif besar. Sementara kalau kita sekarang ikut bekerja di orang lain atau setiap bulan dapat gaji tetap, maka jelas peluang akan datangnya rejeki yang relatif besar menjadi kecil. Oleh karena itu, rejeki besar datangnya mencari tempat yang pas. Tempat “pendaratan rejeki” yang pas inilah yang bisa kita rencanakan. Tinggal kita berani atau tidak.
(Dikutip dari buku: Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian, Valentino Dinsi)

Resiko Tinggi, Rejeki Besar
Dalam menjalankan bisnis, tentu kita menghadapi berbagai resiko. Paling tinggi adalah dari masalah modal. Semakin tinggi modal yang ditanamkan, resikonya semakin tinggi, tetapi kalau berhasil juga rejeki sangat besar. Hal lainnya adalah waktu, semakin banyak waktu yang kita luangkan, tentu beda hasilnya jika kita mengurus bisnis hanya sebentar-sebentar saja. Intinya adalah seperti yang dikatakan Valentino Dinsi, seorang yang bernyali lebih besar, berpikir lebih cerdas dan keras tentu akan menuai hasil yang berbeda dengan yang setiap bulan hanya terima perintah atasan.

Sama halnya seperti yang dikatakan oleh Robert Kiyosaki, bahwa untuk mendapatkan pasif income kita harus punya bisnis dengan skala modal yang sangat besar. Kalau tidak maka akan mudah dilibas oleh bisnis lain yang memiliki modal yang jauh lebih besar.

Dalam bisnis Tianshi yang kita jalankan, kita juga sama-sama memiliki resiko. Hanya sedikit berbeda. Yaitu dari segi modal resiko kita tidak terlalu tinggi. Memang kita mesti investasi membiayai bisnis ini, misalnya membeli kaset, tiket pertemuan, buku, mungkin transport ke kota lain, dll., yang kalau dihitung biayanya tidak sebesar dibandingkan investasi para konglomerat.

Meskipun begitu banyak di antara kita yang juga tidak mau ambil resiko. Misalnya: kalau beli tiket pertemuan hanya cukup satu saja untuk pribadi. Kaset, buku, juga cukup beli untuk sendiri saja. Padahal kalau mau besar, kita harus berani ambil resiko dengan membeli tiket lebih banyak, agar kita punya motivasi untuk mengajak orang lebih banyak ke pertemuan, karena kalau tidak, resikonya kita akan kehilangan uang karena tiket tidak terjual. Demikian pula untuk kaset, buku, dan alat bantu lainnya.

Resiko yang terbesar dan mungkin ini yang paling ditakuti orang sehingga banyak yang tidak mau menjalankan bisnis Network Marketing (NM), yaitu penolakan. Dalam menjalankan bisnis NM, resiko terbesar adalah kita ditolak orang, dilecehkan orang, tetangga, bahkan keluarga sendiri. Teman baik kita tiba-tiba jadi musuh karena kita tawari NM. Banyak sekali di antara kita yang harus kehilangan sahabat & teman gara-gara kita menjalankan NM.

Yang menjalankan bisnis NM dengan paruh waktu juga menghadapi resiko waktu luang yang semakin sedikit. Biasanya pulang kantor kita sudah ada di rumah, kali ini anda mungkin setiap hari harus pulang larut malam. Waktu dengan keluarga semakin sedikit. Ini adalah resiko.

Sekarang beranikah anda mengambil resiko-resiko tadi? Beranikah anda dilecehkan? Beranikah anda kehilangan teman-teman? Beranikah anda kehilangan zona kenyamanan? Beranikah anda kehilangan waktu untuk sementara? Beranikah juga anda berinvestasi? Kalau tidak, yaitu tadi, ‘pesawat rejeki yang lebih besar’ tidak akan bisa mendarat untuk anda.

Eep S. Maqdir

sumber: www.SQN-edu.com

BERGERAK

Sebagian besar orang yang melihat belum tentu bergerak, dan yang bergerak belum tentu menyelesaikan (perubahan).”

Kalimat ini mungkin sudah pernah Anda baca dalam buku baru Saya, “ChaNge”. Minggu lalu, dalam sebuah seminar yang diselenggarakan Indosat, iseng-iseng Saya mengeluarkan dua lembaran Rp 50.000. Di tengah-tengah ratusan orang yang tengah menyimak isi buku, Saya tawarkan uang itu. “Silahkan, siapa yang mau boleh ambil,” ujar Saya. Saya menunduk ke bawah menghindari tatapan ke muka audiens sambil menjulurkan uang Rp 100.000.

Seperti yang Saya duga, hampir semua audiens hanya diam terkesima. Saya ulangi kalimat Saya beberapa kali dengan mimik muka yang lebih serius. Beberapa orang tampak tersenyum, ada yang mulai menarik badannya dari sandaran kursi, yang lain lagi menendang kaki temannya. Seorang ibu menyuruh temannya maju, tetapi mereka semua tak bergerak. Belakangan, dua orang pria maju ke depan sambil celingak-celinguk. Orang yang maju dari sisi sebelah kanan mulanya bergerak cepat, tapi ia segera menghentikan langkahnya dan termangu, begitu melihat seseorang dari sisi sebelah kiri lebih cepat ke depan. Ia lalu kembali ke kursinya. Sekarang hanya tinggal satu orang saja yang sudah berada di depan Saya. Gerakannya begitu cepat, tapi tangannya berhenti manakala uang itu disentuhnya. Saya dapat merasakan tarikan uang yang dilakukan dengan keragu-raguan. Semua audiens tertegun.

Saya ulangi pesan Saya, “Silahkan ambil, silahkan ambil.” Ia menatap wajah Saya, dan Saya pun menatapnya dengan wajah lucu. Audiens tertawa melihat keberanian anak muda itu. Saya ulangi lagi kalimat Saya, dan Ia pun merampas uang kertas itu dari tangan Saya dan kembali ke kursinya. Semua audiens tertawa terbahak-bahak. Seseorang lalu berteriak, “Kembalikan, kembalikan!” Saya mengatakan, “Tidak usah. Uang itu sudah menjadi miliknya.”

Setidaknya, dengan permainan itu seseorang telah menjadi lebih kaya Rp.100.000. Saya tanya kepada mereka, mengapa hampir semua diam, tak bergerak. Bukankah uang yang Saya sodorkan tadi adalah sebuah kesempatan? Mereka pun menjawab dengan berbagai alasan:

“Saya pikir Bapak cuma main-main …………”
“Nanti uangnya toh diambil lagi.”
“Malu-maluin aja.”
“Saya tidak mau kelihatan nafsu. Kita harus tetap terlihat cool!”
“Saya enggak yakin bapak benar-benar akan memberikan uang itu …..”
“Pasti ada orang lain yang lebih membutuhkannya….”
“Saya harus tunggu dulu instruksi yang lebih jelas…..”
“Saya takut salah, nanti cuma jadi tertawaan doang………”
“Saya, kan duduk jauh di belakang…”
dan seterusnya.

Saya jelaskan bahwa jawaban mereka sama persis dengan tindakan mereka sehari-hari. Hampir setiap saat kita dilewati oleh rangkaian opportunity (kesempatan), tetapi kesempatan itu dibiarkan pergi begitu saja. Kita tidak menyambarnya, padahal kita ingin agar hidup kita berubah. Saya jadi ingat dengan ucapan seorang teman yang dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di daerah Parung. Ia tampak begitu senang saat Saya dan keluarga membesuknya. Sedih melihat seorang sarjana yang punya masa depan baik terkerangkeng dalam jeruji rumah sakit bersama orang-orang tidak waras. Saya sampai tidak percaya ia berada di situ. Dibandingkan teman-temannya, ia adalah pasien yang paling waras. Ia bisa menilai ”gila” nya orang di sana satu persatu dan berbicara waras dengan Saya. Cuma, matanya memang tampak agak merah. Waktu Saya tanya apakah ia merasa sama dengan mereka, ia pun protes. ”Gila aja….ini kan gara-gara saudara-saudara Saya tidak mau mengurus Saya. Saya ini tidak gila. Mereka itu semua sakit…..”. Lantas, apa yang kamu maksud ’sakit’?”

”Orang ’sakit’ (gila) itu selalu berorientasi ke masa lalu, sedangkan Saya selalu berpikir ke depan. Yang gila itu adalah yang selalu mengharapkan perubahan, sementara melakukan hal yang sama dari hari ke hari…..,” katanya penuh semangat.” Saya pun mengangguk-angguk.

Pembaca, di dalam bisnis, gagasan, pendidikan, pemerintahan dan sebagainya, Saya kira kita semua menghadapi masalah yang sama. Mungkin benar kata teman Saya tadi, kita semua mengharapkan perubahan, tapi kita tak tahu harus mulai dari mana. Akibatnya kita semua hanya melakukan hal yang sama dari hari ke hari, Jadi omong kosong perubahan akan datang. Perubahan hanya bisa datang kalau orang-orang mau bergerak bukan hanya dengan omongan saja.

Dulu, menjelang Soeharto turun orang-orang sudah gelisah, tapi tak banyak yang berani bergerak. Tetapi sekali bergerak, perubahan seperti menjadi tak terkendali, dan perubahan yang tak terkendali bisa menghancurkan misi perubahan itu sendiri, yaitu perubahan yang menjadikan hidup lebih baik. Perubahan akan gagal kalau pemimpin-pemimpinnya hanya berwacana saja. Wacana yang kosong akan destruktif.

Manajemen tentu berkepentingan terhadap bagaimana menggerakkan orang-orang yang tidak cuma sekedar berfikir, tetapi berinisiatif, bergerak, memulai, dan seterusnya. Get Started. Get into the game. Get into the playing field, Now. Just do it!. Janganlah mereka dimusuhi, jangan inisiatif mereka dibunuh oleh orang-orang yang bermental birokratik yang bisanya cuma bicara di dalam rapat dan cuma membuat peraturan saja. Makanya tranformasi harus bersifat kultural, tidak cukup sekedar struktural. Ia harus bisa menyentuh manusia, yaitu manusia-manusia yang aktif, berinisiatif dan berani maju. Manusia pemenang adalah manusia yang responsif. Seperti kata Jack Canfield, yang menulis buku Chicken Soup for the Soul, yang membedakan antara winners dengan losers adalah “Winners take action…they simply get up and do what has to be done…”. Selamat bergerak!

Oleh: Rhenald Kasali

sumber: www.SQN-edu.com

10 Fitnah Tentang Network Marketing

Pandangan negatif seseorang yang mengaku tahu segalanya tentang NM

Apa jadinya jika seseorang yang tidak memahami konsep Network Marketing (NM) memberikan pendapatnya tentang NM? Selama bertahun-tahun dia hanya mengamati NM, dan menemukan adanya 10 Kebohongan Besar NM. Hei, para pelaku NM, tahukah Anda sudah dibohongi?

Berikut kutipan pendapatnya beserta tanggapan saya atas pendapat tersebut, yang pada intinya orang tersebut betul-betul tidak mengerti tentang NM:

Kebohongan No. 1:
NM adalah bisnis yang menawarkan kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan banyak uang dibandingkan dengan bisnis lain maupun pekerjaan lain.

Kebenaran:
Bagi hampir semua orang yang menanamkan uang, NM berakhir dengan hilangnya uang. Kurang dari 1% distributor NM mendapatkan laba dan mereka yang mendapatkan pendapatan seumur hidup dalam bisnis ini persentasenya jauh lebih kecil lagi. Cara pemasaran dan penjualan yang tidak lazim menjadi penyebab utama kegagalan ini. Namun, kalau toh bisnis ini lebih berkelayakan, perhitungan matematis pasti akan membatasi terjadinya peluang sukses tersebut. Tipe struktur bisnis NM hanya dapat menopang sejumlah kecil pemenang. Jika seseorang memerlukan downline sejumlah 1000 orang agar dia memperoleh pendapatan seumur hidup, maka 1000 orang downline tadi akan memerlukan sejuta orang untuk bisa memperoleh kesempatan yang sama. Jadi, berapa orang yang secara realistis bisa diajak bergabung? Banyak hal yang tampak sebagai pertumbuhan pada kenyataannya adalah pengorbanan distributor baru secara terus-menerus. Uang yang masuk ke kantong elite pemenang berasal dari pendaftaran para pecundang. Dengan tidak adanya batasan jumlah distributor di suatu daerah dan tidak ada evaluasi tentang potensi pasar, sistem ini dari dalamnya sudah tidak stabil.

Tanggapan:
Orang ini jelas tidak bisa membedakan mana yang disebut dengan NM murni dengan NM bodong yang biasa disebut dengan Money Game, sejenis pula dengan arisan berantai. Di sini saya mengistilahkan NM yang betul-betul NM dengan sebutan NM asli. Di NM asli tidak ada uang yang hilang, karena uang pendaftaran adalah satu keharusan yang ditetapkan oleh asosiasi NM dunia. Sebagai ganti uang pendaftaran, distributor NM akan memperoleh starter kit yang berisi buku panduan dan perlengkapan lainnya, senilai uang pendaftaran tersebut. Sedangkan ketika distributor tersebut memutuskan untuk membeli produk, baik untuk dipakai sendiri atau pun mau dijual lagi sudah tentu tidak ada uang yang hilang, karena telah tertukar dalam bentuk produk.

Angka 1% harus dilihat dari jumlah apa? Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk dunia mungkin betul hanya 1% yang betul-betul berhasil. Kenyataanya sekarang di Amerika, penghasilan para distributor NM asli setara dengan para aktor Hollywood dengan jumlah omset yang sangat besar. Di Indonesia sebagai contoh ada seorang pelaku bisnis NM asli yang hari memperoleh penghasilan tidak kurang dari Rp 400 juta setiap bulan, yang saya yakin orang yang menulis 10 kebohongan NM di milist ini penghasilannya tidak akan pernah mencapai angka tersebut.

“Uang yang masuk ke kantong elit pemenang berasal dari pendaftaran para pecundang”. Ini menunjukkan bahwa orang ini sama sekali tidak mengerti konsep NM asli alias Network Marketing, tidak bisa membedakannya dengan money game. Kalau money game penghasilan yang mengajak memang berasal dari uang pendaftaran di bawahnya. Model money game kalau perlu tidak perlu ada barang yang dijual, kalau pun ada bentuk produknya hanya sebagai kamuflase. Sedangkan di NM asli, yang mengajak tidak pernah memperoleh uang sepeserpun dari pendaftaran anggota, dia hanya akan memperoleh komisi jika yang diajak bergabung membeli produk atau menjual produknya.


Kebohongan No. 2:
Network marketing (pemasaran mengandalkan jaringan) adalah cara baru yang paling populer dan efektif untuk membawa produk ke pasar. Konsumen menyukai membeli produk dengan cara door-to-door.

Kebenaran:
Jika anda mengikuti aktivitas andalan NM berupa penjualan keanggotaan secara terus-menerus dan mengamati hukum dasarnya, yakni penjualan eceran satu-satu ke konsumen, anda akan menemukan sistem penjualan yang tidak produktif dan tidak praktis. Penjualan eceran satu-satu ke konsumen merupakan cara kuno, bukan trend masa depan. Penjualan secara langsung satu-satu ke teman atau saudara menuntut seseorang untuk mengubah kebiasaan belanjanya secara drastis. Seseorang pasti mendapatkan bahwa pilihannya terbatas, kerap kali membayar lebih mahal untuk sebuah produk, membeli dengan tidak nyaman, dan dengan kagok mengadakan transaksi bisnis dengan teman dekat atau saudara. Ketidak-layakan (unfeasibility) penjualan door-to-door inilah yang menjadi alasan kenapa pada kenyataannya NM merupakan bisnis yang terus-terusan menjual kesempatan menjadi distributor.

Tanggapan:
Jelas orang ini tidak mengerti konsep network marketing. NM asli tidak pernah mengajarkan konsep pemasaran door to door. Jika ya, maka tidak mungkin seorang pengusaha besar beton ready mix terbesar di Bandung mau jalankan bisnis ini, seorang pengusaha importir mobil CBU dan punya 3 KFC di Bali mau jalankan bisnis NM asli, tidak mungkin seorang senator dari Amerika mau jalankan bisnis Amway, bagaimana seorang Gorbachev yang mantan presiden Sovyet mau jalankan sebuah NM asli dari China (Tiens/Tianshi) bahkan jadi dewan penasihat internasionalnya? Mau di taruh di mana muka mereka jika harus door to door. Konsep utama dari Network Marketing adalah mereferensikan orang lain untuk menggunakan produk yang sudah dia pakai, jika dia sudah merasa cocok dengan produknya. Ini adalah hal yang wajar, ketika kita makan di satu tempat, dan ternyata puas dengan makanan & pelayanannya, maka tanpa harus disuruh kita akan mempromosikan tempat makan tadi kepada orang lain. Bedanya, restoran tersebut tidak membayar kita padahal kita sudah mempromosikan tempatnya. Sedangkan di NM asli, kita akan dibayar karena mereferensikan produknya.

Kedua, konsep NM asli adalah pemotongan jalur distribusi yang panjang ditambah dengan biaya iklan. Kita tahu semua, bahwa biaya distribusi & iklan bisa mencapai 70% lebih. Termasuk di dalamnya biaya konsultan. Makanya jangan heran kalau di toko suka ada SALE UP To 70%. Lho kok bisa? Lho kok bilang NM markup harga? Jalur distribusi yang mahal tadi dan hanya dinikmati oleh segelintir pengusaha bermodal kuat dipotong di konsep NM asli, tapi tidak dihilangkan, namun diberikan kepada para distributornya. Makanya jangan heran kalau pelaku NM yang berhasil bisa memperoleh income sangat besar dibandingkan dengan karyawan biasa.

Hermawan Kertajaya dari MarkPlus baru-baru ini mengadakan seminar yang pada intinya menyebutkan konsep marketing kini sudah berubah. Dan ternyata menurut beliau, cara promosi yang paling efektif adalah Mulut lewat Mulut. Yaitu promosi yang dilakukan oleh seorang pemakai yang merasa puas. Oleh karena itu, perusahaan sekarang harus mencoba membangkitkan promotor-promotor model ini dengan membangun suatu komunitas. Makanya tidak heran banyak club-club pengguna produk yang didukung penuh oleh produsen, semisal club otomotif, club macintsoh, club ipaq, dll.

Di NM asli, motivasi seseorang mempromosikan dan mereferensikan tidak hanya karena puas dengan produknya, tapi karena juga dia merasa terhormat dengan komisi yang diberikan oleh perusahaan. Akhirnya menawarkan kesempatan untuk memperoleh komisi juga kepada orang lain. That’s it!


Kebohongan No. 3:
Di suatu saat kelak, semua produk akan dijual dengan model NM. Para pengecer, mall, katalog, dan sebagian besar pengiklanan akan mati karena NM.

Kebenaran:
Kurang dari 1% dari keseluruhan penjualan dilakukan melalui NM dan banyak volume dari penjualan ini terjadi karena pembelian oleh para distributor baru yang sebenarnya membayar biaya pendaftaran untuk sebuah bisnis yang selanjutnya akan dia tinggalkan. NM tidak akan menggantikan cara-cara pemasaran yang sekarang ada. NM sama sekali tidak bisa menyaingi cara-cara pemasaran yang lain. Namun yang lebih pasti, NM melambangkan program investasi baru yang meminjam istilah pemasaran dan produk. Produk NM yang sesungguhnya adalah keanggotaan (menjadi distributor) yang dijual dengan cara menyesatkan dan membesar-besarkan janji mengenai pendapatan. Orang membeli produk guna menjaga posisinya pada sebuah piramid penjualan. Pendukung NM senantiasa menekankan bahwa anda dapat menjadi kaya, jika bukan karena usaha keras anda sendiri maka kekayaan itu berasal dari seseorang yang tidak anda kenal yang mungkin akan bergabung dengan downline anda, atau istilah orang NM “big fish”. Pertumbuhan NM adalah perwujudan bukan dari nilai tambahnya terhadap ekonomi, konsumen, maupun distributor, namun lebih merupakan perwujudan dari tingginya ketakutan ekonomi dan perasaan tidak aman serta meningkatnya impian untuk menjadi kaya dengan mudah dan cepat. NM tumbuh dengan cara yang sama dengan tumbuhnya perjudian dan lotere.

Tanggapan:
Sekali lagi, NM asli komisi tidak dibagikan dari uang pendaftaran yang masuk. Komisi di NM diperoleh dari berapa besar omset yang terjadi di jaringan. Seberapa banyak pun anggota yang masuk, jika tidak ada omset penjualan, maka tidak pernah ada komisi yang dibagikan. Masuk ke NM bukanlah investasi. Mungkin orang ini melihat money game yang uang pendaftarannya saja 2 juta rupiah, sekian US$, dalam jumlah yang cukup besar, dimana pelaku money game ini selalu menyebutkan dengan istilah investasi. Di money game, orang paling atas adalah yang paling enak. Tapi tidak di NM asli, banyak terbukti orang yang pertama kali bergabung tidak memperoleh apa-apa karena hanya berharap ongkang-ongkang kaki saja, sedangkan orang di bawahnya karena memang kerja keras memperoleh penghasilan. NM asli juga tidak mengajarkan bahwa NM adalah cara cepat untuk jadi kaya, tetapi kenyataanya hari ini ada distributor Tianshi yang memperoleh penghasilan ratusan juta rupiah hanya dalam jangka waktu 3 tahun. Mengalahkan bisnis konvensional manapun kecuali bisnis narkoba & esek-esek.

Para pengecer,mall tidak akan pernah mati, karena semua adalah pilihan. Tapi tidak lama lagi akan ada supermarket yang memang diperuntukkan khusus untuk member NM. Artinya orang yang bisa beli disana adalah yang sudah terdaftar sebagai anggota NM tertentu, lha ini kan ga ada bedanya dengan Makro? Meskipun mungkin sekarang Makro kalah pamor dibandingkan dengan Carefour & Giant, ya karena Makro tidak memiliki customer base yang loyal. Kenapa tidak loyal? Karena kita tidak pernah memperoleh keuntungan dari Makro!!!

Konsep network marketing memang akan menjadi salah satu cara pendistribusian produk. Sadar atau tidak, perusahaan sekaliber Citibank, HSBC saja juga menerapkan konsep network marketing, yaitu untuk pemasaran kartu kreditnya. Kita sebagai pemegang kartu kreditnya diberi kesempatan untuk mereferensikan teman-teman untuk apply kartu kredit, dengan imbalan setiap aplikasi yang disetujui akan mendapatkan point yang bisa ditukarkan dengan barang. Cuma…, karena tidak digembar-gemborkan saja makanya banyak yang tidak sadar.

Tidak semua produk & jasa akan dan bisa dipasarkan dengan cara network marketing alias NM. Contoh: jasa dosen tidak bisa di NM kan, juga jasa konsultan.


Kebohongan No. 4:
NM adalah gaya hidup baru yang menawarkan kebahagiaan dan kepuasan. NM merupakan cara untuk mendapatkan segala kebaikan dalam hidup.

Kebenaran:
Daya tarik paling menyolok dari industri NM sebagaimana yang disampaikan lewat iklan dan presentasi penarikan anggota baru adalah ciri materialismenya. Perusahaan-perusahaan besar Fortune 100 akan tumbang sebagai akibat dari janji-janji kekayaan dan kemewahan yang disodorkan oleh penjaja NM. Janji-janji ini disajikan sebagai tiket menuju kepuasan diri. Pesona NM yang berlebihan mengenai kekayaan dan kemewahan bertentangan dengan aspirasi sebagian besar manusia berkaitan dengan karya yang bernilai dan memberikan kepuasan untuk sesuatu yang menjadi bakat dan minatnya. Singkatnya, budaya bisnis NM membelokkan banyak orang dari nilai-nilai pribadinya dan membelokkan aspirasi seseorang untuk mengekspresikan bakatnya.

Tanggapan:
Hampir semua distributor NM memang menawarkan kesempatan memperoleh penghasilan, yang oleh orang-orang negatif dan berpikiran sempit pasti diartikan materialistis. Padahal apakah berdosa kita jika berusaha untuk hidup kaya? Saya sebagai orang muslim melihat hampir semua nabi-nabi kita memang dalam kategori kaya. Nabi Muhammad juga seorang pebisnis yang kaya raya, jika tidak bagaimana mungkin dia menikahi Siti Khadijah dengan maskawin puluhan ekor unta.

Menjadi kaya adalah pilihan, dan karena orang kaya jumlahnya jauh lebih sedikit, maka orang-orang miskin yang negatif akan selalu bilang orang kaya materialistis. Padahal semua tahu dan menyadari bahwa hampir 90% keinginan kita di dunia ini harus diwujudkan dengan uang. Tsunami di Aceh tidak cukup dengan hanya mengucapkan bela sungkawa, tidak cukup hanya dengan doa, tapi butuh hal yang lebih nyata yaitu biaya yang tidak sedikit untuk membantu mereka. Kaya adalah pilihan, silakan memilih untuk menjadi pemberi zakat atau penerima zakat? Apakah hanya berdiam diri saja melihat anak-anak jalanan atau bangun yayasan untuk membantu mereka? Berapa banyak yayasan anak-anak yatim piatu, panti jompo, yang hidupnya kembang kempis karena tidak banyak donatur?

Tuhan pun lebih menyukai orang kaya yang dermawan dibandingkan dengan orang miskin tapi tidak pernah berderma, dan hanya mengkambinghitamkan nasib yang dia peroleh, tanpa mau mengubah nasibnya. Ada istilah, tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, atau tangan memberi lebih baik daripada menerima.

Menjadi kaya tidak akan mematikan kreativitas dan aspirasi. Saya pribadi, merasa kesulitan mengembangkan bakat saya, karena saya tidak punya studio editing video yang memadai, saya tidak punya studio rekaman yang baik, yang akhirnya bakat saya di bidang multimedia pun kurang berkembang karena kurang modal. Saya bandingkan dengan kawan saya yang ayahnya kaya, yang bakatnya sama dengan saya, kini dia bisa sekolah ke luar negeri mendalami ilmu perfilman, mendalami ilmu grafis, dia bisa beli alat editing & kamera video yang mahal.

Sekali lagi uang memang bukan segala-galanya. Tetapi memiliki banyak uang jauh lebih memudahkan urusan hidup. Jangan munafik lah, apa sih sebetulnya yang tidak bisa dilakukan oleh uang, pengadilan saja bisa dibeli. Wah tidak adil dong? Yah, itu lah kehidupan. Lihat bagaimana bank-bank lebih menghargai nasabah kelas kakapnya, yang kalau mau ambil uang tidak harus ngantri di teller?


Kebohongan No. 5:
NM adalah gerakan spiritual.

Kebenaran:
Peminjaman konsep spiritual (kerokhanian) seperti kesadaran akan kemakmuran dan visualisasi kreatif untuk mengiklankan keanggotaan NM, penggunaan kata-kata seperti “komuni” untuk menggambarkan kelompok penjualan, dan klaim bahwa NM merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip Kristiani atau ajaran-ajaran Injili adalah penyesatan besar dari ajaran-ajaran rokhani. Mereka yang memusatkan harapan dan impiannya pada kekayaan dalam doa-doanya jelas kehilangan pandangan akan spiritualitas murni sebagaimana yang diajarkan oleh semua agama yang dianut umat manusia. Penyalahgunaan ajaran-ajaran spiritual ini pastilah pertanda bahwa penawaran investasi NM merupakan penyesatan. Jika sebuah produk dikemas dengan bendera atau agama tertentu, waspadalah! “Komunitas” dan “dukungan” yang ditawarkan oleh organisasi NM kepada anggota baru semata-mata didasarkan pada belanjanya. Jika pembelanjaan dan pendaftarannya menurun, maka menurun pula “komuni” tersebut.

Tanggapan:
Sadarkah orang ini bahwa semua sendi kehidupan kita ini harus berdasarkan semangat spiritual. Jangan samakan menerapkan sendi-sendi agama dalam kehidupan terutama dalam mencari uang dengan menjual ayat-ayat demi uang. Sebagai muslim, panutan saya adalah nabi Muhammad, yang jelas-jelas menerapkan semua ajaran Islam dalam setiap aktivitasnya, baik dalam berbisnis maupun dalam ritual. Saya khawatir orang yang mengungkapkan 10 kebohongan NM ini adalah orang sekuler, yang memisahkan urusan agama dengan urusan duniawi.

Saya menyukai NM asli karena membuka kesempatan bagi orang yang bermodal kecil seperti saya untuk bisa memperoleh penghasilan yang cukup besar, dimana sebetulnya hanya bisa diperoleh jika punya modal yang sangat besar.

Saya sebagai pelaku NM betul-betul menerapkan konsep spiritual dalam bisnis NM asli ini. Saya tidak pernah menyangkal ajaran Islam bahwa banyak silaturhami akan banyak mendatangkan rezeki. Dan jujur saja, saya menganalogikan konsep NM asli ini dengan penyebaran agama di muka bumi ini. Saya tidak pernah bertemu dengan Nabi Muhammad, tetapi saya memeluk agama Islam melalui ajaran-ajaran yang disampaikan mulut lewat mulut oleh para sahabat, para da’i.

Saya dalam menjalankan bisnis NM asli ini betul-betul menerapkan ajaran-ajaran Islam, dimana jalankan dengan ikhlas, tanpa niat buruk, tidak berfikir negatif dulu, tidak berprasangka jelek, saya tawari semua orang, karena memang seperti itu harusnya. Jika sudah tidak mau ya sudah. Apa sih bedanya NM dengan orang yang menawarkan permen di bis kota ? Apa sih bedanya NM asli dengan iklan produk di TV? Prinsipnya sama, tawarkan kepada semua orang, siapa tahu ada yang tertarik.


Kebohongan No. 6:
Sukses dalam NM itu mudah. Teman dan saudara adalah prospek. Mereka yang mencintai dan mendukung anda akan menjadi konsumen anda seumur hidup.

Kebenaran:
Komersialisasi ikatan keluarga dan persahabatan yang diperlukan bagi jalannya NM adalah unsur penghancur dalam masyarakat dan sangat tidak sehat bagi mereka yang terlibat. Mencari keuntungan dengan memanfaatkan ikatan keluarga dan kesetiakawanan sahabat akan menghancurkan jiwa sosial seseorang. Kegiatan NM menekankan pada hubungan yang mungkin tidak akan bisa mengembalikan pertalian yang didasarkan atas cinta, kesetiaan, dan dukungan. Selain dari sifatnya yang menghancurkan, pengalaman menunjukkan bahwa hanya sedikit sekali orang yang menyukai atau menghargai suasana dirayu oleh teman atau saudara untuk membeli produk.

Tanggapan:
Hahahaha…., siapa bilang sukses dalam NM asli itu mudah? Perlu kerja keras Man! Yang mudah adalah caranya, yang susah adalah mengalahkan ego kita yang memang dasarnya malas, pengen enak tapi ga mau kerja. Kalau NM mudah, wuih…, tentu sudah banyak sekali orang kaya di dunia ini. Bisnis NM asli tidak ada bedanya dengan bisnis konvensional. Apakah kita tidak pernah membaca majalah Swa yang menyebutkan 80 dari 100 perusahaan baru yang berdiri, 5 tahun kemudian bangkrut?

Terus mengenai penawaran, memangnya harus ke siapa dulu? Tentu ke orang-orang terdekat & kita kenal dulu dong. Saya punya teman yang baru saja buka usaha kafe, apa yang dia lakukan? Dia undang semua teman-teman dan saudara-saudaranya untuk makan di kafe dia. Lha kok dia ga cegat aja ya semua orang yang lewat, atau ambil dari pinggir jalan? Soal urusan ewuh pakewuh itu urusan lain. Namanya juga usaha, lha usaha halal kok. Bukan maling?

Dalam hidup ini memang banyak orang yang melecehkan orang lain. Coba kita sadari, berapa banyak diantara kita yang melecehkan salesman berdasi yang menawarkan obeng? Kalau kita melecehkan dia, apakah kita peduli kalau anak dia tidak makan?

Tidak ada yang salah dengan komersialiasi keluarga, asal pada batas-batas tertentu. Jujur saja dalam pekerjaan pun, jika ada kesempatan lowongan kerja, kira-kira siapa sih yang ga seneng jika keluarga kita bisa masuk di kantor kita ikut bekerja? Nepotisme juga kan . Salahnya pelaku NM ada satu kebiasaan yang mungkin membuat tatanan sosial hancur (duh segitunya ya..) adalah mungkin terlalu memaksa orang untuk beli atau ikut join. Itu artinya pelaku NM tadi belum belajar bagaimana bisa mengajak atau menjual tanpa memaksa. Makanya perlu ikut dong workshop pengembangan diri & how to sell. Tidak ada yang salah dengan jualan, konsultan pun jujur digaji karena adanya penjualan di perusahaan. Coba tidak ada penjualan, mana bisa perusahaan bayar konsultan?

Kebohongan No. 7:
Anda dapat melakukan NM di waktu luang. Sebagai sebuah bisnis, NM menawarkan fleksibilitas dan kebebasan mengatur waktu. Beberapa jam seminggu dapat menghasilkan tambahan pendapatan yang besar dan dapat berkembang menjadi sangat besar sehingga kita tidak perlu lagi bekerja yang lain.

Kebenaran:
Pengalaman puluhan tahun yang melibatkan jutaan manusia telah menunjukkan bahwa mencari uang lewat NM menuntut pengorbanan waktu yang luar biasa serta ketrampilan dan ketabahan yang tinggi. Selain dari kerja keras dan bakat, NM juga jelas-jelas menggerogoti lebih banyak wilayah kehidupan pribadi dan lebih banyak waktu. Dalam NM, semua orang dianggap prospek. Setiap waktu di luar tidur adalah potensi untuk memasarkan. Tidak ada batas untuk tempat, orang, maupun waktu. Akibatnya, tidak ada lagi tempat bebas atau waktu luang begitu seseorang bergabung dengan NM. Dibalik selubung mendapatkan uang secara mandiri dan dilakukan di waktu luang, sistem NM akhirnya mengendalikan dan mendominasi kehidupan seseorang dan menuntut penyesuaian yang ketat pada program-programnya. Inilah yang menjadi penyebab utama mengapa begitu banyak orang tenggelam begitu dalam dan akhirnya menjadi tergantung sepenuhnya kepada NM. Mereka menjadi terasing dan meninggalkan cara-cara hubungan yang lain.

Tanggapan:
Memang betul NM bisa dikerjakan di waktu luang. Dan sekali lagi masalah waktu adalah juga pilihan. Menjadi pelaku NM asli memang harus bermentalkan seorang pengusaha, yang mungkin harus pulang jauh lebih malam dibandingkan karyawannya. Bekerja jauh lebih keras dari para karyawannya, memutar otak jauh lebih kenceng supaya perusahaan bisa berjalan dan untung. Tapi memang demikian adanya, sampai hari ini tidak ada karyawan yang kayanya melebihi pemilik usahanya. Kalau pun pemilik usahanya lebih miskin, dapat dipastikan karyawan tersebut sudah tidak bekerja lagi karena keburu di PHK atau perusahaannya bangkrut. Pelaku NM kadangkala pulang larut malam, karena memang dia tidak seharusnya ber-NM di jam kantor. Tapi jika semua dijalankan dengan serius, maka kalaulah suatu saat penghasilan dari NMnya lebih besar dari gajinya, maka tidak jarang kerjaannya ditinggalkan. Bahkan kalau perlu tidak bekerja lagi tapi bikin usaha seperti ditempat dia bekerja.

Kalau pelaku NM sampai tenggelam begitu dalam dan menjadi tergantung dari NM, berarti pelaku NM tadi tidak tahu ilmu human relationship. Makanya, hai pelaku NM, bekali dong diri anda dengan ikut workshop pengembangan diri. Kalau pelaku NM sampai tergantung sepenuhnya dari NM, berarti dia belum baca buku Guide to Investingnya Robert T. Kiyosaki. Bagi saya, NM adalah salah satu jembatan menuju bisnis saya yang lainnya. Berhasil di NM membuat saya tenang, karena untuk urusan dapur dan sekolah anak-anak sudah ada sumbernya. Tinggal lah saya mengembangkan bisnis baru sekaligus hobby saya. Enak sekali menjalankan bisnis dan hobby tanpa dikejar-kejar urusan dapur ngebul.


Kebohongan No. 8:
NM adalah bisnis baru yang positif dan suportif (mendukung) yang memperkuat jiwa manusia dan kebebasan pribadi.

Kebenaran:
NM sebagian besar berjalan karena adanya ketakutan. Cara perekrutan selalu menyebutkan ramalan akan runtuhnya model-model distribusi yang lain, runtuhnya kekokohan ekonomi Amerika, dan sedikitnya kesempatan di bidang lain (profesi atau jasa). Profesi, perdagangan, dan usaha konvensional terus-menerus dikecilkan artinya dan diremehkan karena tidak menjanjikan “penghasilan tak terbatas”. Menjadi karyawan adalah sama dengan perbudakan bagi mereka yang “kalah”. NM dinyatakan sebagai tumpuan terbaik terakhir bagi banyak orang. Pendekatan ini, selain menyesatkan kerapkali juga menimbulkan dampak menurunkan semangat bagi orang yang ingin meraih kesuksesan sesuai visinya sendiri tentang sukses dan kebahagiaan. Sebuah bisnis yang sehat tidak akan menunjukkan keunggulannya dengan menyajikan ramalan-ramalan buruk dan peringatan-peringatan menakutkan.

Tanggapan:
Memang betul NM adalah bisnis baru yang positif & saling mendukung. Tapi sekali lagi ingat bukan NM bodong. Seorang Bill Gates saja ketika diwawancara di CNN oleh Larry King, ditanya: kira-kira kalau Anda mau mulai bisnis lagi dari Nol, bisnis apa yang akan Anda lakukan Bill? Bill Gates menjawab: Saya akan membuka bisnis kesehatan, yang pakai konsep Network Marketing. Luar biasa kan? Kalau kita belum sekaya & sesukses Bill Gates, sepertinya kita patut belajar kepadanya bagaimana cara dia sukses. Ternyata Bill Gates mempunyai impian di setiap rumah, di setiap meja, ada komputer, dan komputernya ber-OS-kan Microsoft. Kembali lagi, Bill Gates tidak pilih-pilih orang siapa yang mau pakai softwarenya. Lha, kalau NM ditawarkan kepada semua orang dianggap salah, Bill Gates salah juga yak?

Kalau bisnis NM tidak bagus, tidak seharusnya seorang kaya seperti Robert T. Kiyosaki menulis buku khusus tentang NM, padahal dia sendiri tidak jalankan NM. Di NM asli, kita memang harus saling mendukung. Kita baru berhasil jika kita berhasil mensukseskan orang di bawah kita. Artinya dunia NM sangat suportif. Beda dengan bisnis konvensional, saling sikut, bersaing. Demikian pula dengan alam pekerjaan, yang justru di dunia kerja lah piramid yang sebenar-benarnya. Mana ada direkturnya lebih dari satu. Kesempatan untuk mencapai puncak sangat sedikit, kita harus bersaing dengan rekan kerja lain. Jujur saja, kalau kita wakil direktur, dan direkturnya sakit, ada ga rasa senang, karena sebentar lagi kita gantikan posisinya? Ih serem ya.

Persaingan satu-satunya di NM adalah persaingan mengalahkan gengsi.

Mengenai ramalan-ramalan negatif tentang runtuhnya ekonomi negara tertentu balik lagi bagaimana kita mensikapinya. Apakah itu akan membuat kita menjadi pesimis atau malah membuat kita jadi hati-hati & sudah siap-siap jikalau kondisi itu terjadi. Memang pada dasarnya kita sebagai manusia lebih senang mendengar manisnya, daripada pahitnya. Dan ramalan-ramalan ini dikutif oleh pelaku NM berdasarkan majalah-majalah, berita-berita yang ada di media masa & televisi yang notabene selalu memberitakan bisnis & profesi non NM.

Tidak ada yang salah dengan profesi, perdagangan, dan usaha konvensional. Masalahnya tidak semua orang bisa jadi dokter, jadi pengacara, bermodal besar, kalau demikian sudah tertutupkah orang seperti saya untuk sukses dan kaya?


Kebohongan No. 9:
NM merupakan pilihan terbaik untuk memiliki bisnis sendiri dan mendapatkan kemandirian ekonomi yang nyata.

Kebenaran:
NM bukanlah self-employment (usaha mempekerjakan sendiri) yang sejati. “Memiliki” keanggotaan distributor NM hanyalah ilusi. Beberapa perusahaan NM melarang anggotanya memiliki keanggotaan NM lain. Hampir semua kontrak NM kemungkinkan dilakukannya pemutusan keanggotaan dengan gampang dan cepat. Selain dari putus kontrak, downline dapat diambil alih dengan berbagai alasan. Keikutsertaan dalam NM menuntut orang untuk meniru model yang ada secara ketat, bukannya kemandirian dan individualitas. Distributor NM bukanlah pengusaha (enterpreneur), namun hanya pengikut pada sebuah sistem hirarki yang rumit di mana mereka hanya punya sedikit kendali.

Tanggapan:
NM bukan pilihan terbaik, baik atau tidak tergantung orangnya. Seperti halnya Anda punya pisau, kalau baik yang dipakai potong kue misal, tapi kalau mentalnya jahat, bisa dipakai membunuh. Semua sama saja. NM adalah salah satu cara, salah satu pilihan bagi orang untuk memiliki bisnis, menghasilkan income. Tidak ada bedanya dengan profesi, ada dokter, ada pengacara, ada konsultan. NM memang bukan self-employee, karena menurut Kiyosaki, pelaku NM sejati adalah berada di kuadran B dan I. Kok masih mau-maunya berada di kuadar SE (self-employee) yang jelas-jelas tidak aman secara finansial. Keanggotaan NM asli bukan ilusi, karena terbukti bonus yang saya terima hari ini bukan uang-uangan, bonus mobil yang diterima bukan mobil-mobilan. Ya kalau mau semuanya nyata, jangan pilih NM yang hanya ilusi dong. Coba datangi APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia ), browse ke WFDSA (Word Federation of Direct Sales Association). Habis NM yang ilusi juga banyak sih… Wajar dong, kalau ada yang palsu, berarti yang di palsu itu jelas bermutu.


Kebohongan No. 10:
NM bukan program piramid karena ada produk (barang) yang dijual.

Kebenaran:
Penjualan produk sama sekali bukan penangkal bagi NM untuk lolos dari undang-undang anti program piramid, juga bukan jawaban atas tuduhan tentang praktek perdagangan yang tidak sehat (unfair) sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang negara bagian maupun federal. NM bisa menjadi bisnis yang legal jika sudah memenuhi prasyarat tertentu yang sudah ditetapkan oleh FTC (Federal Trade Commission) dan Jaksa Agung negara bagian. Banyak NM jelas-jelas melanggar ketentuan tersebut dan sementara ini tetap beroperasi karena belum ada yang menuntut. Ketentuan pengadilan baru-baru ini menetapkan angka 70% untuk menentukan legalitas NM. Maksudnya, minimal 70% produk yang dijual NM harus dibeli oleh konsumen non-distributor. Ketentuan ini tentu saja akan membuat hampir semua NM masuk kategori melanggar hukum. Para pelaksana NM terbesar mengakui bahwa mereka hanya menjual 18% produknya ke non-distributor.

Tanggapan:
Jelas, konsep Network Marketing asli bukan piramid, tetapi piramida terbalik, dengan kerucut di bawah. Artinya peluang untuk menjadi sukses terbuka lebar. Berbeda dengan dunia pekerjaan yang jelas-jelas piramida dengan kerucut di atas. Manajer pasti lebih banyak dibandingkan dengan direkturnya. Data-data yang disodorkan oleh orang ini diragukan kevalidan-nya. Kita tahu, dunia internet telah mengubah segalanya. Anda mau data seperti apa banyak bertebaran. Kasarnya, kalau mau cari data bahwa gula itu manis ada, tapi data yang menyatakan gula itu pahit juga ada. Ibarat hadist nabi, yang shahih banyak, yang palsu dan bertentangan juga tidak sedikit.


10 Fitnah Network Marketing

Bisnis NM tumbuh dan perusahan-perusahaan NM pun bermunculan. Kegiatan penarikan anggota ada di mana-mana. Akibatnya, terkesan seolah-olah bisnis ini merupakan gelombang bisnis masa depan, model bisnis yang sedang mendapatkan momentum, semakin banyak diterima dan diakui secara legal, dan sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh para penggagasnya, NM akan menggantikan sebagian besar model pemasaran dan penjualan jenis lain. Banyak orang menjadi percaya dengan pengakuan bahwa keberhasilan dapat diperoleh siapa saja yang secara setia mengikuti sistem ini dan menerapkan metode-metodenya, dan bahwa pada akhirnya semua orang akan menjadi distributor NM.

(jawab: Ini orang betul-betul bervisi sempit, tidak mungkin semua orang ber NM. Apa dia belajar statistik ga ya? Lha kalau semua orang ber NM, lalu siapa yang mau jadi dosen, mau jadi sopir, mau jadi penjaga pintu tol, mau jadi konsultan?)

Dengan pengalaman selama 14 tahun di bidang konsultan korporat untuk bidang distribusi dan setelah lebih dari 6 tahun melakukan riset dan menulis mengenai NM, saya berhasil mengumpulkan informasi, fakta, dan masukan-masukan yang menunjukkan bahwa bisnis MLM pada dasarnya adalah kebohongan pasar bebas. Hal ini bisa dianalogikan dengan menyebut pembelian tiket lotere sebagai “usaha bisnis” dan memenangkan hadiahnya sebagai ” pendapatan seumur hidup bagi siapa saja”. Validitas pernyataan industri NM tentang potensi pendapatan si distributor, penjelasannya yang mengagumkan tentang model bisnis jaringan, dan pengakuannya tentang penguasaan dalam distribusi produk adalah persis seperti validitas penampakan makhluk UFO.

(Jawab : Pengalaman 14 tahun belum tentu menunjukkan kualitas orang ini. Yang jadi pertanyaan besar adalah, apakah dia sudah benar-benar terjun ke dunia NM paling tidak 5 tahun ? Kalau hanya jadi komentator saja, setiap orang juga bisa. Dan kita tahu, komentator selalu lebih pintar dari pada pemain bola-nya. Tapi dia ga pernah masukin gol ke gawang. Hari ini siapa saja bisa mengklaim dirinya ahli & berpengalaman. Contohnya di Indonesia baru-baru ini ada seorang yang mengaku pakar telematika, yang ternyata membahas teknologi miniDV dan 3CCD saja salah besar. Menggelikan memang. Bagaimana mungkin saya bisa tahu bahwa satu ajaran agama itu sesat jika saya sendiri tidak pernah memeluk agama tersebut ? Yang bisa bicara suatu aliran sesat dalam agama Islam ya adalah orang yang betul-betul menjalankan Islam, bukan pendeta. Yang bisa bicara suatu aliran sesat dalam agama Kristen yang orang yang betul-betul menjalankan Kristen, bukan ustad)

Legalitas sistem NM hanya didasarkan pada sebuah keputusan pada t ahun 1979 untuk satu perusahaan. Petunjuk pelaksanaan secara legal yang dikemukakan dalam keputusan tersebut secara terus-menerus diabaikan oleh pelaku industri NM. Kurangnya aturan maupun pemantauan oleh pihak yang berwenang juga menjadi sebab kenapa industri ini tetap bertahan walaupun ada beberapa tuntutan oleh Jaksa Agung negara bagian maupun Komisi Perdagangan Federal.

Prestasi ekonomi NM selalu ditandai dengan angka kegagalan yang tinggi dan kerugian finansial bagi jutaan orang. Struktur NM, di mana posisi pada rantai penjualan yang tak berujung dicapai dengan cara menjual atau membeli barang, secara matematis tidak bisa dipertahankan. Juga, system NM yang memungkinkan direkrutnya distributor dalam jumlah tak terbatas dalam suatu kawasan pemasaran jelas-jelas tidak stabil. Bisnis inti NM, yakni penjualan langsung, berlawanan dengan trend dalam teknologi komunikasi yakni distribusi yang cost-effective (berbiaya rendah), dan ketertarikan membeli pada pihak konsumen. Kegiatan penjualan secara eceran dalam NM pada kenyataannya merupakan topeng dari bisnis utamanya, yaitu menggaet pemilik uang (investor) ke dalam organisasi pyramid yang menjanjikan pertumbuhan pendapatan yang berlipat-ganda.

(Jawab: Tingkat kegagalan di bisnis NM adalah 80%, artinya hanya ada 20% saja dari pelaku NM yang berhasil. Tidak mungkin semua orang berhasil. Tidak semua warnet bisa bertahan lebih dari 2 tahun, tidak semua perusahan dot.com bisa eksis, jadi apa yang salah dengan NM. Semua bisnis mengalami tingkat kegagalan yang sangat besar. Sama halnya dengan Thomas Alpha Edison yang melakukan percobaan ribuan kali untuk menciptakan lampu listrik. Mengapa kegagalanya tidak dilihat, karena orang hanya melihat hasil akhirnya saja. Mereka sih tidak melihat dan menghargai bagaimana proses kegagalan yang berulang kali. Coba bandingkan 1 x berhasil dibandingkan ribuan kali gagalnya Edison, berapa sih persentase keberhasilannya? Satu lagi, statistik telah menunjukkan bahwa orang kaya jauh lebih sedikit dari orang miskin, dalam satu negara, pasti rakyatnya lebih banyak dari preside nya, memang jadi yang lebih sedikit lebih susah mencapainya. Kabarnya, yang masuk surga juga lebih sedikit…???)

Sebagaimana pada semua program piramid, pendapatan para distributor di posisi puncak dan keuntungan para perusahaan pemberi sponsor berasal dari masuknya para investor (penanam uang) baru secara terus-menerus di tingkat bawah. Jika dilihat secara kasar dari segi keuntungan perusahaan dan kekayaan kelompok elite di posisi puncak, model NM akan tampak seolah-olah tidak akan ada matinya bagi, persis seperti program pyramid sebelum akhirnya tumbang atau dituntut oleh pihak berwenang. Konstituen atau penopang utama industri NM bukanlah publik konsumen namun para penanam uang yang menaruh harapan. Pasar bagi para penanam uang ini tumbuh subur di saat-saat terjadinya perubahan ekonomi, globalisasi, dan PHK karyawan. Janji-janji tentang perolehan finansial dengan mudah serta kaitan antara kekayaan dengan kebahagiaan tertinggi juga berperan besar dalam kondisi pasar ini. Karenanya, arah pemasaran NM ditujukan terutama kepada calon (prospek) distributor, bukannya berupa promosi produk ke para pembeli. Produk NM yang sesungguhnya bukanlah jasa SLJJ, vitamin, atau krim kulit, namun program investasi bagi para distributor yang secara menyesatkan digambarkan dengan pendapatan tinggi, penggunaan waktu sedikit, modal kecil, dan sukses dalam waktu singkat.

(Memang harus disadari, saat ini adalah masa pergeseran ekonomi, mirip dari revolusi sosial ke revolusi industri, sekarang ke revolusi informasi. Berbeda dengan masa ekonomi industri, dimana arahan setiap orang adalah sekolah yang bener, cari nilai setinggi mungkin, lalu carilah pekerjaan yang nyaman. Kini semua mulai berubah, orang tidak harus bekerja di kantor, orang bisa memilih kapan dia bisa bekerja. Semua karena memang ekonomi sedang berubah. Yang paling menyedihkan adalah fakta yang memperlihatkan bahwa orang-orang kaya di dunia ini bahkan banyak yang tidak lulus kuliah. Prediksi kejatuhan Amerika adalah benar adanya, karena adanya baby boomer. Wajar sekali kalau Amerika menghalalkan segala cara untuk mencaplok Irak demi minyak & kepentingan ekonominya. Karena arus ekonomi kini berubah, ke depan yang jelas-jelas akan memimpin adalah Asia ( China ). NM saat ini berada pada masa transisi, sangat mirip dengan pertama kali konsep franchise ditawarkan. Semua orang mencemoohkan bahkan menganggap ilegal konsep bisnis franchise. Hari ini siapa yang tidak ingin punya McD? Untuk dapat hak waralabanya yang tidak murah saja harus antri ? Para pemenang pada dasarnya adalah orang yang mengambil keputusan disaat orang lain tidak melihatnya sebagai peluang. Bagaimana Edison dianggap orang gila, bagaimana Wright Bersaudara dikucilkan gereja karena dianggap melebihi malaikat & burung? Semua orang yang akhirnya dikenang adalah orang-orang yang memang dianggap aneh pada masanya. Sedangkan para pecundang hanya bisa mengkritik, mengamati, mencemoohkan, dan akhirnya cuma berkata: ya dia sih bisa, saya sih ga ada bakat. Akhirnya hidupnya ya begitu-begitu saja, meninggal pun hanya segelintir orang yang peduli. Jangan bandingkan dengan meninggalnya Paus Johanes kemarin)

sumber: www.SQN-edu.com