Sebuah penelitian yang diselenggarakan baru-baru ini di kota Jakarta dan sekitarnya mengungkapkan data, hanya satu dari 10 anak yang sarapan dengan nilai gizi lengkap dan seimbang. Hal ini sama artinya 90 persen anak-anak di Jakarta dan sekitarnya sarapan tidak sesuai dengan nilai gizi yang seharusnya mereka dapatkan sebelum melakukan aktivitas di pagi hari.
Demikian hasil penelitian yang dilakukan PT Kraft Food Indonesia bekerja sama dengan Radani Edutainment, yang disampaikan dalam acara Media Camp 2008, di Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/4). Penelitian itu mengambil sampel anak-anak di sekolah dasar, mulai kelas satu hingga kelas tiga.
"Kenyataan ini cukup memprihatinkan. Padahal, dengan sarapan yang baik, anak-anak bisa melakukan aktivitas dengan baik mulai pagi sampai siang hari," ujar Senior Brand Manager Retail PT Kraft Food Indonesia, Prita Utami.
Penelitian itu juga menemukan data bahwa hanya tiga dari 10 anak yang melakukan aktivitas di luar ruangan, dan cuma satu dari 10 orangtua menyarankan anak-anaknya untuk berolahraga.
Menanggapi hasil survei tersebut, dokter spesialis anak, Keumala Pringgardini, mengatakan, tidak tercukupinya gizi anak saat sarapan akan mengakibatkan anak kekurangan energi untuk memulai aktivitas, khususnya saat belajar. Jika dibiarkan berlarut-larut, anak akan kekurangan gizi dan kemungkinan obesitas karena tidak terkontrolnya konsumsi makanan yang masuk ke tubuh.
Sementara itu, ahli gizi kuliner, Tuti Sunardi, mengungkapkan, kebanyakan orangtua di Indonesia kurang sadar terhadap persoalan gizi, baik kepada diri sendiri maupun anak-anaknya. Berdasarkan hasil survei tahun 2007 di Jakarta dan Bogor, katanya, ditemukan fakta sebanyak 20 persen anak menderita kelebihan berat badan dan menjurus kepada obesitas. [E-7]
Sumber: http://www.suarapembaruan.com