Sunday, April 27, 2008

"Cupping", Menikmati Kopi Sedalamnya

Kegiatan cupping atau mencoba beberapa rasa dan aroma kopi sekaligus lalu membandingkannya selalu dilakukan kafe khusus kopi di mana pun di dunia ini.

Peter Slack, anggota staf Caswell, yaitu kafe yang khusus menjual kopi, menuturkan, cupping dilakukan untuk terus memantau mutu kopi yang mereka miliki, juga memantau mutu pemanggangan biji kopi (roasting) yang mereka lakukan.

Cupping dilakukan dalam beberapa tahap yang relatif sudah baku. Penilaian yang diberikan cupper (orang yang melakukan cupping) pun relatif sudah dibakukan. Ada tabel Rasa-Aroma yang membantu dalam memberikan penilaian saat cupping.

Penilaian dalam proses cupping memang sangat relatif tergantung dari latar belakang orang yang melakukan, tetapi secara umum cupping yang dilakukan di mana pun memberi hasil yang tidak terlalu berbeda.

Menurut Peter Slack, proses cupping diawali dengan menilai fragrance—bau kopi sebelum diseduh—yaitu dengan mencium bubuk kopi kering. Tahap berikutnya, menilai aroma kopi, yaitu mencium bau kopi yang sudah diseduh.

”Fragrance dan aroma bisa berbeda,” kata Slack.

Pemanggangan menentukan mutu fragrance, sementara penyeduhan menentukan aroma. Secangkir kopi yang kita nikmati sebetulnya ditentukan dalam banyak tahap pembuatan, yaitu sejak pemilihan bibit, penanaman, cara panen, cara penyimpanan biji, cara memanggang biji, cara menyeduh, bahkan sampai cara menghidangkan.

Meminjam istilah Peter Lydian, penggemar berat kopi, dari satu pohon kopi bisa didapat ratusan rasa dan mutu kopi karena bisa terjadi ratusan kombinasi pemanfaatannya.

Tahap cupping berikutnya adalah mengecap kopi. Kecapan ini untuk mencari keasaman, keasinan, kemanisan, dan kepahitan sebuah produk kopi.

Yang tidak kalah penting adalah masalah after taste, apakah rasa masih mengendap di lidah setelah semua kopi ditelan. Mutu rasa yang mengendap juga menentukan mutu sebuah produk kopi.

Di kalangan penggemar berat kopi, ada rasa kepuasan kalau bisa menentukan keunggulan sebuah produk kopi terhadap produk lainnya walau beda itu sangatlah tipis.

”Tidak pernah ada dua macam produk kopi yang mutunya sama persis. Menemukan perbedaan yang sangat sedikit itu adalah kepuasan utama penggemar kopi,” kata Peter Lydian. (arb)

www.kompas.com