Orang-orang mendatangi perusahaan-perusahaan raksasa komputer seperti Apple. Mereka datang dengan ide-ide segar. "Saya punya ide bagus untuk kerja sama dalam bidang peranti lunak," kata seorang pengusaha China melalui pesawat telepon di bagian resepsi beberapa waktu lalu
Sejumlah karyawan bertampang Asia berjalan menuju area parkir di kompleks Apple di Cupertino California yang dijuluki kampus Apple. Sejurus kemudian, mobil-mobil mewah seperti Aston Martin, Ferrari dan BMW bergantian melewati gerbang Apple. Agaknya di Silicon Valley yang juga menjadi markas Yahoo! dan Google masih bisa ditemukan emas komputer.
Semboyan Apple
"Saya cukup berhasil. Saya bekerja sebagai manajer produk iPod," tutur orang China bernama Robbie Zhang (38) sambil tersenyum. Ia menunjuk semboyan Apple yang terpampang di dinding ruang tamu yang serba putih: 'Kami mencari orang-orang yang aneh, yang nyentrik, kaum pemberontak, orang-orang yang cara berpikirnya berbeda dari yang lain.'
Namun Zhang tidak menganggap dirinya aneh. "Saya terutama banyak belajar: saya menyelesaikan tiga studi dan meraih gelar doktor," katanya.
Kota hantu
Bekerja keras merupakan benang merah kehidupan orang China yang menginjakkan kaki di Amerika Serikat. Di sebuah lembah lainnya, tidak jauh dari Yosemite National Park, terdapat Kamp China, kota hantu yang dulunya ditempati orang China yang mencari emas.
"Mereka tidak populer di kalangan warga kulit putih", tutur sejarawan amatiran lansia Nicolini di rumahnya di Kamp China. "Kalau warga kulit putih selesai mencari emas di tempat tertentu, maka orang China menggali tempat yang sama itu lebih dalam lagi. Seringkali mereka masih menemukan emas," imbuhnya.
Arus warga China yang menuju Amerika Serikat, mendorong pemberlakuan undang-undang tahun 1882 yang menutup pintu bagi emigrasi warga Cina ke Amerika Serikat.
Iri hati
Tapi dengan berlalunya waktu, semuanya berubah. Menurut Robbie Zhang orang Amerika tidak perlu iri terhadapnya. "Saya tidak merasa merampas pekerjaan orang Amerika. Silicon Valley justru menjadi besar berkat kaum imigran," katanya berkilah.
iPod adalah temuan Amerika, tapi dibuat di China. Itu, menurut Zhang, tak terhindarkan lagi. "Semua perusahaan akan terus mencari lokasi dengan tenaga kerja yang murah. Jadi bisa saja pabrik-pabrik suatu ketika hengkang dari China dan dipindahkan ke Vietnam atau Indonesia, kalau upah buruh di sana lebih murah," jelasnya.
'Made in China'
Label Made in China yang ditemukan di banyak barang memusingkan beberapa orang. Sara Bongiorni misalnya mencoba tidak membeli produk dengan label Made in China selama setahun. Pengalamannya ditulis dalam sebuah buku berjudul A Year without Made in China. ('Setahun tanpa Made in China', red.)
"O, kami juga mencoba itu. Kami berusaha mati-matian membeli produk Amerika," kata Beverly, penghuni Kamp China begitu melihat buku Bongiorni. Sambil menunjuk jalan masuk halaman rumahnya ia berkata, "Lihatlah, kami punya Chevrolet dan Harley Davidson. Tapi mungkin suku cadangnya buatan luar negeri." Sara Bongiorni pun menyimpulkan hampir mustahil hidup tanpa produk-produk buatan China.
Kehilangan pekerjaan
Michael Curran dari 'Novaworks', biro tenaga kerja untuk Silicon Valley, melihat banyak pekerjaan di wilayahnya dipindah ke China. "Keadaannya memang demikian. Di sini dulu banyak perkebunan. Tapi itu disingkirkan demi pabrik. Pabrik-pabrik itu kemudian pindah ke lokasi lain di California sebelum hengkang ke Texas. Setiap pemindahan menimbulkan protes keras. Tapi setiap kali ada penggantinya. Yang penting adalah apakah kami cukup fleksibel dalam menyesuaikan diri pada zaman baru," katanya.
Menurut Curran sistem pendidikan harus cocok bagi mereka yang kadangkala meniti enam sampai tujuh karir dalam kehidupan mereka. "Tapi sistem pendidikan itu masih sangat kurang," katanya menambahkan.
Robert Zhang yang sekarang menjadi manajer produk kelak mungkin akan pulang ke China. "Banyak teman studi saya yang sudah pulang ke China. Karena di sana makin banyak peluangnya. Mungkin saya bisa bekerja untuk Apple cabang China. Tapi sulit dibayangkan Apple secara menyeluruh akan dipindah ke China. Karena perbedaan budayanya terlalu banyak. Desain Apple memang dibuat khusus untuk pasar barat," katanya.
http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/03/31/0052126/hampir.semuanya.made.in.china